Senin, 29 April 2013

Gejala kejiwaan pada manusia


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui fase-fase pertumbuhan dan perkembangan, yang dalam prosesnya mengalami interaksi (saling mempengaruhi) antara kemampuan dasar (pembawaan) dengan kemampuan yang diperoleh (hasil belajar/pengaruh lingkungan).
Terdapat perbedaan pendapat dalam pengertian pertumbuhan perkembangan pertumbuhan diartikan ahli biologi sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi tubuh, perkembangan dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam suatu kesatuan fungsional, bila pertumbuhan itu berlangsung. 
Langfeld dan boring, menggunakan pengairan kematangan untuk pertumbuhan, sedang, perkembangan, diterapkan pada baik sebelum tingkah laku yang tidak dipelajari itu terjadi, maupun sebelum terjadinya proses belajar dari tingkah laku yang khusus. 
Istilah “kematangan” mencakup didalamnya pengertian pertumbuhan dan perkembangan, maka seseorang telah dianggap “matang”, apabila fisik dan psikisnya masalah pertumbuhan dan perkembangan, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat-tingkat tertentu.
Sedangkan istilah “perkembangan” adalah berhubungan erat dengan pertumbuhan maupun kemampuan-kemampuan pembawaan dari tingkah laku yang pekat terhadap rangsangan-rangsangan sekitar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gejala-gejala Kejiwaan Pada Manusia
1.      Persepsi 
Di dalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda sensasi ialah penerimaan stimulus melalui ialah indera, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada dalam otak. 
Sensasi tanpa persepsi/sensasi murni jarang terjadi sensasi murni mungkin terjadi dalam peristiwa dimana rangsang warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta dan tiba-tiba dapat melihat.
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih bercampur aduk, sehingga belum dapat membedakan benda-benda dengan jelas. Makin besar anak itu makin baiklah struktur susunan syarat otaknya sehingga mampu mengenali obyek satu persatu. 
2.      Belajar dan Berfikir 
Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi/rangsang yang terjadi. 
Pada manusia proses belajar tidak hanya menyangkut aktifitas berfikir saja, tetapi terutama menyangkut kegiatan otak, yaitu berfikir. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prose belajar. 
a)      Waktu istirahat, dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan kegiatan yang mengganggu pikiran 
b)      Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh. 
Untuk melakukan hal ini diperlukan taraf kecerdasan yang relatif tinggi.
c)      Pengertian terhadap materi yang dipelajari. Tanpa pengertian kita akan mendapat kesulitan. 
d)     Pengetahuan akan prestasi sendiri. Pengetahuan dan prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu. 
e)      Transfer. Transfers dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar yang sekarang/dapat juga bersifat negatif jika proses belajar yang lalu justru mempersulit proses belajar yang sekarang. 
Sudah dikatakan diatas, bahwa proses belajar pada manusia erat sekali hubungannya dengan proses berfikir, yaitu tingkah laku yang menggunakan ide. 
3.      Mengingat 
Ingatan adalah bukti bahwa seseorang telah belajar, semua orang mengingat banyak hal setiap harinya, tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang di ingatnya karena itu, mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau. 
Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk :
a)        Rekognisi adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikembangkan pada indera. 
b)        Redall adalah apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu dimasa lampau tanpa mengenakan pada indera kita 
c)        Reproduksi adalah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. 
d)       Performance adalah mengingat kebiasaan,-kebiasaan yang sangat otomatis. 
Untuk melakukan semua itu pertama-tama kita harus memperoleh materinya yang merupakan langkah utama dalam keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat. 

4.      Emosi 
Menurut English and English, emosi adalah “A com plex feeling state accompanied by characteristic motor dan glandular act ivies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). 
Emosi merupakan warna efektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu, baik pada tingkat yang lemah maupun tingkat yang kuat. 
Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap obyek atau situasi di sekelilingnya ia dapat menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
Emosi dapat dikelompokkan keadaan 2 bagian, yaitu: 
a.       Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh 
b.      Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, meliputi: 
a.       Perasaan intelektual 
b.      Perasaan social
c.       Perasaan susila
d.      Perasaan keindahan
e.       Perasaan ketuhanan 
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologi mengandung ciri-ciri sebagai berikut: 
1)       Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya seperti pengamatan dan berfikir 
2)       Bersifat fluktuatif (tidak tetap) 
3)       Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera. 
B.     Proses Berpikir
Mengenai soal berpikir ini terdapat beberapa pendapat, diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja; pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum Asosiasionist. Sedangkan Kaum Fungsionalist memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi. Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang.
Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologisKemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda.
Ada berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan dkk. (1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung. Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gejala-gejala Kejiwaan Pada Manusia
1.      Persepsi 
2.      Belajar dan Berfikir 
3.      Mengingat 
4.      Emosi 
Ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar