BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Persoalan roh menjadi sebuah teka-teki
bagi manusia; sejak dari masa sebelum Al-masih, masalah jiwa manusia atau roh
ini menjadi bahan pembahasan pokok dalam dunia filosofi. Dimulai dari masa
Socrates, Plato, Aristoteles, sampai Neo-Platonik, manusia berusaha untuk
menerka apa dan bagaimana hakikat dari roh itu? Apakah itu riil ada atau hanya
sebuah kiasan kata yang tidak mempunyai bentuk makna sama sekali.
Adalah Socrates yang beranggapan bahwa
badan manusia adalah alat dari jiwa manusia yang diibaratkan dengan kapal dan
nahkodanya: nahkodanya adalah jiwa dan kapalnya badan, dan badan tidak lebih
dari sekedar alat bahkan dianggap sebagai penjara bagi jiwa, karena dengan adanya
jiwa dalam tubuh itu membuat jiwa tidak bebas bergerak dan berfikir. Alasan
inilah yang menyebabkan dia tidak menolak atau lari dari hukuman yang
dijatuhkan kepadanya untuk minum racun, dan ia malah menyambutnya dengan senang
hati karena ia akan terlepas dari penjara badan dan akan bebas untuk berfikir.
Plato adalah murid dari Socrates yang
memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda dengan Socrates, dia menganggap
bahwa dunia ini dan segala yang ada hanyalah bayangan dari sebuah alam, alam
lain, yang terpisah dari alam ini, yang disebut alam ideal (alam hakiki), dan
segala yang ada di alam ini adalah semu. Dengan demikian badan kita bukanlah
badan sebenarnya, menurut dia, karena masih ada alam lain yang merupakan alam
sebenarnya.
Datang setelah Plato, sebuah aliran
baru yang bernama aliran Aristoteles, yang lebih rasionalis dan mengembalikan
pikiran manusia dari dunia khayal atau dunia langit ke bumi, karena dia
memandang segala sesuatu atas apa yang terjadi atau fakta, dia tidak meyakini
akan adanya alam ideal, dan ia menganggapnya ia hanyalah sebuah istilah yang
tidak ada dalam realita. maka diapun beranggapan bahwa jiwa itu mati setelah
badannya mati.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gejala Pengenalan
(Kongnisi)
1.
Pengindraan atau pendirian
ialah penyaksian indera kita atas
rangsangan yang merupakan suatu kompleks(suatu kesatuan yang kabur, tidak
jelas) dalam pengindraan atau unsur-unsur dari rangsangan sebelum terurai masih
menjadi satu. Bahkan diri kitapun seakan-akan termasuk di dalamnya menjadi jiwa
kita pasif. Misalnya: pengindraan kita atas pengindraan yang simpang siur di
jalan raya.
2.
Pengamatan (pencerapan
perception)
Ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif
dan penuh perhatian untuk meyadari adanya perangsang, dalam pengamatan dengan
sadar orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari objek tersebut. Misalnya:
becak melampaui kita, mula-mula tampak dalam kebalutannya(pengindraan), tetapi
kemudian makin jelas cahaya, belnya. Pengendaraanya, rodanya dsb.
3.
Tanggapan
Dapat diartikan sebagai gambaran ingatan
dari pengamatn, dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam
ruang dan waktu pengamatan, jadi proses pengamatan sudah berhenti dan hanya
tinggal kesan-kesannya saja.
Ptabila tanggapan-tanggapan yang kita
sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupa kejiwaan (berpikir, perasaan dan
pengenalan) maka fungsi tanggapan tersebut sebagai “fungsi primer”
4.
Reproduksi dan assosiasi
Reproduksi ialah pemunculan
tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar (tidak disadari) ke dalam
keadaan didasari, reproduksi juga dapat terjadi adanya perangsang atau pengaruh
dari luar dan reproduksi dapat juga muncul dengan sendirinya/tidak sengaja dan
tidak terseba. Jadi secara spontan muncul dalam kesadaraan.
5.
Ingatan (memory)
Ialah
kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan jadi ada 3
unsur dalam perbuatan ingatan: menerima kesan-kesan, menyimpan dan
memproduksikan
6.
Fantasi (khayalan)
Ialah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru, dengan kekuatan fantasi
manusia dapat melepaskan diri dari
keadaan yang di hadapinya dan menjangkau kedepan. Ke keadaan-keadaan
yang menjangkau kedepan, ke keadaan-keadaan yang akan mendatang.
7.
Berpikir (thinking)
Adalah merupakan aktifitas psikis yang
intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema(masalah)yang
harus dipecahkan.
8.
Intelegensi (kecerdasan)
Perkataan inteligensi berasal dari kata
latin”intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (
organizme, torelate, to bind, to gether)
9.
Intuisi
Intuisi ialah : pandangan batiniah yang
seta merta tembus mengenai satu
peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip ilham.
B.
Gejala Perasaan
Perasaan termasuk gejala jiwa yang
dimiliki oleh semua orang. Hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Tapi perasaasn
juga sering berhubungan dengan gejala mengenal.
Perasaan adalah sutu keadaan kerohaniaan
atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak sengan
hubungan dalam peristiwa mengenal dan berifat subyektif.
Perasaan lebih sama dengan pribadi
seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab
itu tanggapan perasaan orang terhadap sesuatu tidak sama bagi tanggapan
perasaan orang lain terhadap hal yang sama.
Sebagai contoh, ada 2 orang bersama-sama
menyaksikan suatu lukisan, seorang di antaranya menanggapi lukisan tersebut
dengan rasa senang dan kagum. Tapi seorang yang lain menangapi lukisan tersebut
dengan acuh tak acuh. Dengan penilaian yang berbeda.etu semua bersifat
subyektif dan subyektif ini berhubungan erat dengan keadaan pribadi
masing-masing.
Karena adanya sifat subyektif pada
perasaan maka segala perasaan tidak dapat di samakan dengan gejala mengenal,
pengamatan, pikiran dan sebagainya.
Pengenalan hanya bersandar berdasarkan
pada kenyataan, sedangkan perasaan sangat dipengaruhi tafsiran sendiri dari
orang yang megalaminya.
Perasaan merupakan gejala kejiwaan yang
bersangkut paut atau berhubungan erat dengan gejala-gejala jiwa yang lain,
antara lain dengan gejala mengenal
C.
Gejala Campuran/sempurna
a.
Perhatian dan kesadaran
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang
diarahkan kepada sesuatu obyek baik di dalam maupun di luar dirinya. Perhatian
berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu ovyek yang di reaksi
pada sesuatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu obyek
tertentu tidak tetap ada kalanya kesadaran kita meningkat ( menjadi terang) dan ada kalanya menurun
(menjadi samara-samar).
Taraf kesadaran kita akan meningkat
kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat juga, apabila taraf kekuatan
kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita tidak dapat
permulaan perhatian. Perhatian timbul dengan andanya pemusatan kesadaran kita
terhadap sesuatu
Adanya kemauan yang kuat
b.
Macam-macam perhatian
- Perhatian spontan dan disengaja :
Perhatian
spontan ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya tanpa adanya dorongan
atau kemauan. Sedangkan perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul karena di
dorong oleh kemaua
- Perhatian statis dan dinamis
Perhatian
statis : perhatian yang tetap terhadp sesuatu. Misalnya: seseorang anak
memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Agaknya pelajaran itu cocok
untuknya, dalam waktu agak lama. Perhatiannya tidak mudah berpindah-pindah dari
obyek satu ke obyek yang lain.
Perhatian
dinamis: perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah berpindah-pindah dari obyek
satu ke obyek yang lain.
- Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian kensentratif yakni perhatian yang
hanay ditujukan pada satu obyek masalah tertentu sedangkan perhatian
distributive adalah perhatian kepada beberapa arah dengan sekali jalan.
- Perhatian sempit dan luas.
Orang
yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah memusatkan perhatian terhaap suatu
obyek yang terbatas sedangkan perhatian luas mudah sekali tertarik oleh
kejadian-kejadian sekelilingnya.
- Perahatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian
fiktif yakni perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh di
katakana bahwa perhatian dapat melekat lama pada obyeknya sedangkan fluktuatif
dapat memperhatikan bermacam-macam sekaligus. Tetapi kebayakan tidak seksama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-macam
gejala yang mempengaruhi kejiwaan manusia
1)
Gejala Pengenalan (Kongnisi)
a.
Pengindraan atau pendirian
b.
Pengamatan (pencerapan
perception)
c.
Tanggapan
d.
Reproduksi dan assosiasi
e.
Ingatan (memory)
f.
Fantasi (khayalan)
g.
Berpikir (thinking)
h.
Intelegensi (kecerdasan)
i.
Intuisi
2)
Gejala Perasaan
3)
Gejala Campuran/sempurna
a.
Perhatian dan kesadaran
b.
Macam-macam perhatian
1.
Perhatian spontan dan disengaja :
2.
Perhatian statis dan dinamis
3.
Perhatian konsentratif dan distributif
4.
Perhatian sempit dan luas.
5.
Perahatian fiktif dan fluktuatif
DAFTAR PUSTAKA
·
http://dedenwahyudi.files.wordpress.com/.../gejala-gejala-jiwa-pada-manusia.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar