Senin, 29 April 2013

Gejala yang ditimbulkan pada kejiwaan manusia


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Persoalan roh menjadi sebuah teka-teki bagi manusia; sejak dari masa sebelum Al-masih, masalah jiwa manusia atau roh ini menjadi bahan pembahasan pokok dalam dunia filosofi. Dimulai dari masa Socrates, Plato, Aristoteles, sampai Neo-Platonik, manusia berusaha untuk menerka apa dan bagaimana hakikat dari roh itu? Apakah itu riil ada atau hanya sebuah kiasan kata yang tidak mempunyai bentuk makna sama sekali.
Adalah Socrates yang beranggapan bahwa badan manusia adalah alat dari jiwa manusia yang diibaratkan dengan kapal dan nahkodanya: nahkodanya adalah jiwa dan kapalnya badan, dan badan tidak lebih dari sekedar alat bahkan dianggap sebagai penjara bagi jiwa, karena dengan adanya jiwa dalam tubuh itu membuat jiwa tidak bebas bergerak dan berfikir. Alasan inilah yang menyebabkan dia tidak menolak atau lari dari hukuman yang dijatuhkan kepadanya untuk minum racun, dan ia malah menyambutnya dengan senang hati karena ia akan terlepas dari penjara badan dan akan bebas untuk berfikir.
Plato adalah murid dari Socrates yang memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda dengan Socrates, dia menganggap bahwa dunia ini dan segala yang ada hanyalah bayangan dari sebuah alam, alam lain, yang terpisah dari alam ini, yang disebut alam ideal (alam hakiki), dan segala yang ada di alam ini adalah semu. Dengan demikian badan kita bukanlah badan sebenarnya, menurut dia, karena masih ada alam lain yang merupakan alam sebenarnya.
Datang setelah Plato, sebuah aliran baru yang bernama aliran Aristoteles, yang lebih rasionalis dan mengembalikan pikiran manusia dari dunia khayal atau dunia langit ke bumi, karena dia memandang segala sesuatu atas apa yang terjadi atau fakta, dia tidak meyakini akan adanya alam ideal, dan ia menganggapnya ia hanyalah sebuah istilah yang tidak ada dalam realita. maka diapun beranggapan bahwa jiwa itu mati setelah badannya mati.
BAB II
PEMBAHASAN
          A.      Gejala Pengenalan (Kongnisi)
1.      Pengindraan atau pendirian
ialah penyaksian indera kita atas rangsangan yang merupakan suatu kompleks(suatu kesatuan yang kabur, tidak jelas) dalam pengindraan atau unsur-unsur dari rangsangan sebelum terurai masih menjadi satu. Bahkan diri kitapun seakan-akan termasuk di dalamnya menjadi jiwa kita pasif. Misalnya: pengindraan kita atas pengindraan yang simpang siur di jalan raya.
2.      Pengamatan (pencerapan perception)
Ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk meyadari adanya perangsang, dalam pengamatan dengan sadar orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari objek tersebut. Misalnya: becak melampaui kita, mula-mula tampak dalam kebalutannya(pengindraan), tetapi kemudian makin jelas cahaya, belnya. Pengendaraanya, rodanya dsb.
3.      Tanggapan
Dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatn, dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan, jadi proses pengamatan sudah berhenti dan hanya tinggal kesan-kesannya saja.
Ptabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupa kejiwaan (berpikir, perasaan dan pengenalan) maka fungsi tanggapan tersebut sebagai “fungsi primer”


4.      Reproduksi dan assosiasi
Reproduksi ialah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar (tidak disadari) ke dalam keadaan didasari, reproduksi juga dapat terjadi adanya perangsang atau pengaruh dari luar dan reproduksi dapat juga muncul dengan sendirinya/tidak sengaja dan tidak terseba. Jadi secara spontan muncul dalam kesadaraan.
5.      Ingatan (memory)
Ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan: menerima kesan-kesan, menyimpan dan memproduksikan
6.      Fantasi (khayalan)
Ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari  keadaan yang di hadapinya dan menjangkau kedepan. Ke keadaan-keadaan yang menjangkau kedepan, ke keadaan-keadaan yang akan mendatang.
7.      Berpikir (thinking)
Adalah merupakan aktifitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema(masalah)yang harus dipecahkan.
8.      Intelegensi (kecerdasan)
Perkataan inteligensi berasal dari kata latin”intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain ( organizme, torelate, to bind, to gether)

9.      Intuisi
Intuisi ialah : pandangan batiniah yang seta merta tembus mengenai satu  peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip ilham.
           B.      Gejala Perasaan
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang. Hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Tapi perasaasn juga sering berhubungan dengan gejala mengenal.
Perasaan adalah sutu keadaan kerohaniaan atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak sengan hubungan dalam peristiwa mengenal dan berifat subyektif.
Perasaan lebih sama dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan orang terhadap sesuatu tidak sama bagi tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.
Sebagai contoh, ada 2 orang bersama-sama menyaksikan suatu lukisan, seorang di antaranya menanggapi lukisan tersebut dengan rasa senang dan kagum. Tapi seorang yang lain menangapi lukisan tersebut dengan acuh tak acuh. Dengan penilaian yang berbeda.etu semua bersifat subyektif dan subyektif ini berhubungan erat dengan keadaan pribadi masing-masing.
Karena adanya sifat subyektif pada perasaan maka segala perasaan tidak dapat di samakan dengan gejala mengenal, pengamatan, pikiran dan sebagainya.
Pengenalan hanya bersandar berdasarkan pada kenyataan, sedangkan perasaan sangat dipengaruhi tafsiran sendiri dari orang yang megalaminya.
Perasaan merupakan gejala kejiwaan yang bersangkut paut atau berhubungan erat dengan gejala-gejala jiwa yang lain, antara lain dengan gejala mengenal
          C.      Gejala Campuran/sempurna
a.      Perhatian dan kesadaran
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek baik di dalam maupun di luar dirinya. Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu ovyek yang di reaksi pada sesuatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu obyek tertentu tidak tetap ada kalanya kesadaran kita meningkat  ( menjadi terang) dan ada kalanya menurun (menjadi samara-samar).
Taraf kesadaran kita akan meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat juga, apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita tidak dapat permulaan perhatian. Perhatian timbul dengan andanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu
Adanya kemauan yang kuat
b.      Macam-macam perhatian
  1. Perhatian spontan dan disengaja :
Perhatian spontan ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya tanpa adanya dorongan atau kemauan. Sedangkan perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul karena di dorong oleh kemaua
  1. Perhatian statis dan dinamis
Perhatian statis : perhatian yang tetap terhadp sesuatu. Misalnya: seseorang anak memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Agaknya pelajaran itu cocok untuknya, dalam waktu agak lama. Perhatiannya tidak mudah berpindah-pindah dari obyek satu ke obyek yang lain.
Perhatian dinamis: perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah berpindah-pindah dari obyek satu ke obyek yang lain.
  1. Perhatian konsentratif dan distributif
 Perhatian kensentratif yakni perhatian yang hanay ditujukan pada satu obyek masalah tertentu sedangkan perhatian distributive adalah perhatian kepada beberapa arah dengan sekali jalan.
  1. Perhatian sempit dan luas.
Orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah memusatkan perhatian terhaap suatu obyek yang terbatas sedangkan perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya.
  1. Perahatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif yakni perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh di katakana bahwa perhatian dapat melekat lama pada obyeknya sedangkan fluktuatif dapat memperhatikan bermacam-macam sekaligus. Tetapi kebayakan tidak seksama.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Macam-macam gejala yang mempengaruhi kejiwaan manusia
1)      Gejala Pengenalan (Kongnisi)
a.         Pengindraan atau pendirian
b.         Pengamatan (pencerapan perception)
c.         Tanggapan
d.        Reproduksi dan assosiasi
e.         Ingatan (memory)
f.          Fantasi (khayalan)
g.         Berpikir (thinking)
h.         Intelegensi (kecerdasan)
i.           Intuisi
2)      Gejala Perasaan
3)      Gejala Campuran/sempurna
a.       Perhatian dan kesadaran
b.      Macam-macam perhatian
1.      Perhatian spontan dan disengaja :
2.      Perhatian statis dan dinamis
3.      Perhatian konsentratif dan distributif
4.      Perhatian sempit dan luas.
5.      Perahatian fiktif dan fluktuatif



DAFTAR PUSTAKA
·         http://dedenwahyudi.files.wordpress.com/.../gejala-gejala-jiwa-pada-manusia.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar