CIRI-CIRI BUDAYA POLITIK
Pengertian budaya
politik :
Samuel Beer, budaya politik
adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah.
Gabriel A. Almond
dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga
negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan
sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
Rusdi Sumintapura, budaya politik
adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan plitik
yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
Mochtar Masud dan
Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara
terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
Larry Diamond, budaya politik
adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing
individu dalam sistem itu.
Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi Politik yaitu tingkat
Masyarakat dan tingkat Individu :
1.
Orientasi individu dalam system politik
dapat dilihat dari 3 komponen :
a. Orientasi
kognitif berbagai keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang :
-
system politik.
-
tokoh pemerintahan
-
kebijakan pemerintahan
-
Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik
seperti: ibukota negara, lambang negara, kepala negara, batas negara, mata
uang, dll.
b. Orientasi
Afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional individu
pada system politik. Seperti perasaan khusus terhadap aspek system politik tertentu
yang membuatnya menerima dan menolak system politik. Orientasi afektif ini
dipengaruhi oleh keluarga dan
lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan
penilaian moral seseorang terhadap sistem politik, kinerja sistem politik,
komitmen terhadap nilai dan pertimbangan politik.
2.
Orienrtasi Tingkat masyarakat adalah pandangan dan
sikap sesama warga negara yang meliputi rasa percaya dan permusuhan antar
individu, kelompok maupun golongan. Sikap saling percaya menumbuhkan
saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konflik.
CIRI-CIRI BUDAYA
POLITIK
1.
Budaya Politik Parokial ( parochial
Political Culture) :
Cirinya : - Lingkupnya sempit dan
kecil
- Masyarakatnya sederhana dan tradisional bahkan buta huruf. petani
dan buruh tani.
- Spesialisasi kecil belum berkembang.
- Pemimpin politik biasanya berperan ganda bidang ekonomi, agama
dan budaya.
- masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap objek
politik yang luas.
- masyarakatnya tinggal di desa terpencil di mana kontak dengan system
politik kecil.
2.
Budaya Politik Subjek (subject Political
Culture) :
Cirinya : - Orang secara
pasif patuh pada pejabat pemerintahan dan
undang-undang.
-
Tidak melibatkan diri pada politik atau golput.
-
masyarakat mempunyai minat, perhatian, kesadaran
terhadap system politik.
-
Sangat memperhatikan dan tanggap terhadap
keputusan politik, atau output
-
Rendah dalam input kesadaran sebagai actor
politik belum tumbuh.
3.
Budaya Politik Partisipan (participant
Political culture) :
Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat dilakukan sebagai
wujud partisipasi politik, antara lain :
a.
Membentuk organisasi politik atau menjadi
anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat mengontrol maupun memberi
input terhadap setiap kebijakan pemerintah.
b.
Aktif dalam proses pemilu, seperti berkampanye,
menjadi pemilih aktif, dan menjadi anggota perwakilan rakyat.
c.
Bergabung dalam kelompok-kelompok kepentingan
kontemporer, seperti unjuk rasa secara damai tidak anarkis atau merusak,
petisi, protes, dan demonstrasi.
Cirinya : - Kesadaran masyarakat bahwa dirinya dan orang lain
anggota
aktif dalam kehidupan
politik.
- Melibatkan diri dalam system politik sangat berarti walaupaun
hanya sekedar memberikan suara dalam
pemilu.
- Tidak menerima begitu saja terhadap keputusan, kebijakan system
politik
- Dapat menilai dengan penuh kesadaran baik input maupun
output bahkan posisi dirinya
sendiri.
Menurt Muhtar Masoed dan Colin
MacAndrews ada 3 model budaya politik :
a.
Model masyarakat demokratis industrial Yang
terdiri dari aktivis politik, kritikus politik.( Identik dengan budaya
politik partisipan).
b.
Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai
subyek yang pasif, tunduk pada hukumnya tapi tidak melibatkan diri dalam urusan
politik dan pemerintahan (Identik dengan budaya politik subjek).
c.
Model masyarakat system demokratis pra
–industrial masyarakat pedesaan, petani, buta hurup, kontak politik sangat
kecil, (budaya politik Parokial).
BUDAYA POLITIK DI
INDONESIA
Herbert Feith, Indonesia
memiliki 2 budaya politik yang dominan :
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Clifford Geertz, Indonesia
memiliki 3 subbudaya yaitu :
1.
Santri : pemeluk agama islam yang taat yang
terdiri dari pedagang di kota dan petani yang
berkecukupan.
2.
Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
3.
Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan
hindu budha, yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk
kota terutama golongan pegawai.
Afan Gaffar,
budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
1.
Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan
tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2.
Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang
berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
3.
Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu
perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang
berkarakter patrimonial.
Menurut Max Weber,dalam negara yang
patrimonialistik penyelenggaraan pemerinbtahan berada dibawah kontrol langsung
pimpinan negara. Menurutnya karakteristik negara patrimonialistik adalah
:
a)
Cenderung mempertukarkan sumber daya yang
dimiliki seseorang penguasa kepada teman-temannya.
b)
Kebijakan sering kali lebih bersifat
partikularistik dari pada bersifat universalistik.
c)
Rule of Law lebihbersifat sekunder bila dibandingkan
dengan kekuasaan penguasa (rule of man)
d)
Penguasa politik sering kali mengaburkan antara
kepentingan umum dan kepentingan publik.
Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telajh menyebabkan kekuasaan tak
terkontrol sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang tumbuhnya civil
society terhambat. Contoh budaya politik Neo Patrimonialistik
adalah :
a.
proyek di pegang pejabat.
b.
Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang
berlaku ( surat sakti).
c.
Anak pejabat menjadi pengusaha besar,
memamfaatkan kekuasaan orang tuanya dan mendapatkan perlakuan
istimewa.
d.
anak pejabat memegang posisi strategis baik di
pemerintahan maupun politik
Nazarudin
Samsudin, menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas
adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat
atau bangsa secara keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui
dan dikenal masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya
politik kita di Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar