D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : DENNY FACHRIZA
NIM : 09.03.1.2776
Semester : IV
Prodi :
Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SAMUDRA LANGSA
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
LEMBAR
PENGESAHAN MAKALAH
Judul:
BIOKIMIA TANAMAN
Disusun
Oleh:
Nama : DENNY FACHRIZA
NIM : 09.03.1.2776
Semester : IV
Prodi :
Agroteknologi
Mengetahui,
Dosen Wali
(TUTI ISRAYANI, SP)
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, selawat serta salam
dilimpahkan kepada Rasulullah saw. Pemakalah bersyukur kepada ilahi rabbi yang
telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada penulis sehingga makalah yang
berjudul “Biokimia Tanaman” dapat diselesaikan.
Terima kasih
kepada pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi bimbingan kepada pemakalah
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Namun pemakalah
yakin di dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan atau
kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah berharap demi kesempurnaan makalah ini
mohon kritik dan saran yang membangun sehingga pemakalah dapat memperbaiki di
lain waktu.
Mudah-mudahan
apa yang penulis atau pemakalah jelaskan akan mendapat Ridha Allah SWT dan
bermanfaat bagi pemakalah sendiri atau pembacanya.
Langsa, Mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................ i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A.
Inhibitor................................................................................. 2
B.
Kofaktor................................................................................. 4
C.
Kinetika Enzim...................................................................... 5
D.
Motabolisme Mineral dalam
Tumbuhan................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan tiap makhluk hidup terjadi banyak reaksi. Reaksi dalam tubuh harus
berjalan stabil agar metabolisme dalam tubuh terjaga. Suatu reaksi dalam
menghasilkan produk membutuhkan enzim. Enzim berfungsi untuk mempercepat
jalannya suatu reaksi.
Banyak
pengaruh yang mempengaruhi kerja enzim, salah satunya adalah inhibitor atau
bisa disebut juga sebagai penghambat. Adanya inhibitor ini membuat enzim tidak
bisa berfungsi secara baik sehingga dalam suatu reaksi dapat dikatakan gagal
karena tidak menghasilkan suatu produk. Inhibitor ini terdiri menjadi 2 yaitu,
inhibitor irreversible dan inhibitor reversible. Inhibitor reversible dibagi
menjadi 3 yaitu, competitive inhibition, incompetitive inhibition, dan
uncompetitive inhibition. Inhibitor ini memiliki strategi yang berbeda dalam
menghambat suatu reaksi.
Terdapat tipe
inhibitor yang dapat diatasi dengan penambahan substrat. Namun, beberapa enzim
tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai aktivitas penuhnya. Namun
beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk
berikatan dengan enzim dan menjadi aktif. Kofaktor dapat berupa zat anorganik
(contohnya ion logam) atau pun zat organik (contohnya flavin dan heme).
Pada dasarnya tumbuhan-tumbuhan hijau sangat
berbeda dengan manusia, binatang dan mikroorganisme
lainnya yang membutuhkan senyawa organik dariluar. Elemen esensial adalah
elemen yang harus ada agar siklus hidup yang normaldari organisme bisa terjadi
dan fungsinya tidak bisa diganti oleh senyawa kimialainnya. Tambahan pula unsur-unsur itu harus mencakup nutrisi sebagai
bahan pokok untuk proses metabolisme yang diperlukan dalam aktivitas enzim.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inhibitor
a. Inhibitor Irreversible
Inhibitor ireversibel membentuk ikatan
kovalen dengan fungsi tertentu, biasanya sebuah residu asam amino, yang
mungkin, dalam beberapa cara, dikaitkan dengan aktivitas katalitik enzim. Ada
banyak contoh inhibitor enzim yang secara kovalen mengikat bukan di sisi aktif,
tetapi secara fisik memblok sisi aktif.
Inhibitor tidak bisa dilepaskan dengan
pengenceran atau dialysis, kinetik, konsentrasi dan karenanya kecepatan enzim
aktif diturunkan secara proporsional dengan konsentrasi inhibitor dan dengan
demikian pengaruhnya.
Contoh inhibitor ireversibel termasuk
fluorophosphate diisopropil, yang bereaksi dengan protease serin, chymotrypsin
dan iodoacetate yang bereaksi dengan kelompok sulfhidril penting dari enzim
seperti fosfat dehidrogenase triose:
E-SH+ICH2COO
E-SCH2COOH+HI
b. Inhibitor
Reversible
Jenis inhibitor tipe ini melibatkan
keseimbangan antara enzim dan inhibitor, konstanta kesetimbangan (Ki) menjadi
ukuran afinitas dari inhibitor untuk enzim.
Ada tiga tipe Inhibitor Reversible:
- Competitive inhibition,
- Noncompetitive inhibition
- Uncompetitive inhibition.
1) Competitive
Inhibition
Inhibitor kompetitif adalah molekul
penghambat yang bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif
enzim.Contohnya, sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan hemoglobin
dalam rantai respirasi terakhir. Penghambatan inhibitor kompetitif bersifat
sementara dan dapat diatasi dengan cara menambah konsentrasi substrat.
Contoh jenis penghambatan kompetitif
adalah penghambatan kompetitif dehidrogenase suksinat oleh anion malonat dan
oksaloasetat. Dehidrogenase suksinat adalah anggota golongan enzim yang
mengkalatisis siklus asam sitrat yang dapat membebaskan 2 atom hidrogen dari
suksinat. Dehidrogenase suksinat dihambat oleh malonat yang struktur molekulnya
mirip suksinat.
COO-
COO-
COO-
CH2
CH2
C = O
CH2
COO-
CH2
COO-
COO-
(Suksinat
Substrat)
Melanoat
Oksaloasetat
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kecepatan dari competitive inhibition adalah sebagai berikut
2) Noncompetitive
Inhibition
Inhibitor
nonkompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan cara
melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Sehingga, bentuk enzim berubah dan
sisi aktif enzimtidak dapat berfungsi.Hal ini menyebabkan substrat tidak dapat
masuk ke sisi aktif enzim. Penghambatan inhibitor nonkompetitif bersifat tetap
dan tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kecepatan dari noncompetitive inhibition adalah sebagai berikut
3) Uncompetitive
Inhibition
Senyawa yang tergabung hanya dengan
kompleks ES tetapi bukan berarti enzim bebas disebut uncompetitive inhibition.
Penghambat ini tidak diatasi dengan konsentrasi substrat yang tinggi. Menarik
nilai KM secara konsisten lebih kecil dari nilai KM reaksi tanpa penghambat,
yang menyatakan bahwa S akan lebih efektif terikat pada enzim dengan adanya
inhibitor.
Persamaan yang digunakan untuk
menghitung kecepatan dari uncompetitive inhibition adalah sebagai berikut
B. Kofaktor
Beberapa enzim tidak memerlukan
komponen tambahan untuk mencapai aktivitas penuhnya. Namun beberapa memerlukan
pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk berikatan dengan enzim dan
menjadi aktif. Kofaktor dapat berupa zat anorganik (contohnya
ion logam) ataupun zat organik
(contohnya flavin
dan heme).
Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan
kuat, ataupun koenzim,
yang akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi.
Enzim yang memerlukan kofaktor namun
tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya disebut sebagai apoenzim ataupun apoprotein.
Apoenzim beserta dengan kofaktornya disebut holoenzim (bentuk
aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat secara kovalen dengan enzim, tetapi
terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara
kovalen (contohnya tiamina pirofosfat
pada enzim piruvat dehidrogenase). Istilah holoenzim
juga dapat digunakan untuk merujuk pada enzim yang mengandung subunit protein
berganda, seperti DNA polimerase.
Pada kasus ini, holoenzim adalah kompleks lengkap yang mengandung seluruh
subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.
Contoh enzim yang mengandung kofaktor
adalah karbonat anhidrase,
dengan kofaktor seng terikat
sebagai bagian dari tapak aktifnya.
C. Kinetika Enzim
Merupakan bidang biokimia yang terkait
dengan pengukuran kuantitatif dari kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dan
pemeriksaan sistematik faktor-faktor yangg mempengaruhi kecepatan tersebut.
Analisis kinetik memungkinkan para ahli merekonstruksi jumlah dan urutan
tahap-tahap individual yang merupakan perubahan substrat oleh enzim menjadi
produk.
Mempelajari kinetik enzim juga
merupakan dasar untuk mengidentifikasi kekuatan pengobatan dari obat tertentu
yg secara selektif menghambat kecepatan proses yang dikatalisis oleh enzim.
Bersama dengan mutagenesis yang disengaja dan teknik lain yang mengganggu
struktur protein, analisis kinetik juga mengungkapkan secara mendalam mekanisme
katalitik.
Aktivitas seperangkat enzim yg seimbang
dan lengkap merupakan dasar penting untuk mempertahankan homeostasis. Pemahaman
tentang kinetik enzim penting untuk memahami bagaimana stress fisiologis
seperti anoksia, asidosis atau alkalosis metabolik, toksin dan senyawa
farmakologik mempengaruhi keseimbangan tersebut.
Reaksi Kimia
Dijelaskan dengan Persamaan Kesetimbangan
Persamaan kesetimbangan di bawah
menjelaskan reaksi satu molekul dari masing-masing substrat A dan B untuk
membentuk satu molekul dari masing-masing produk P dan Q.
(i). A + B « P + Q
Tanda panah ganda menunjukkan reversible
(terbalikan). Jika A dan B dapat membentuk P dan, maka P dan Q juga dapat
membentuk A dan B. Dengan demikian penentuan suatu reaktan sebagai “substrat”
atau “produk” sedikit banyak bersifat arbitrer karena produk suatu
reaksi yang dituliskan dalam satu arah adalah substrat bagi reaksi yang
berlawanan. Namun, istilah “produk” sering digunakan untuk menandai reaktan
yang pembentukannya menguntungkan secara termodinamis.
(ii). A + B ® P + Q
Tanda panah satu arah menunjukkan irreversible
(tidak terbalikan). Digunakan untuk menjelaskan reaksi di dalam sel hidup
tempat produk reaksi (ii) segera dikonsumsi oleh reaksi selanjutnya yang
dikatalisis oleh enzim. Oleh karena itu, pengeluaran segera produk P atau Q
secara efektif meniadakan kemungkinan terjadinya reaksi kebalikan sehingga
persamaan (ii) secara fungsional menjadi irreversibel pada kondisi fisiologis.
Contohnya adalah ketika kita bernapas.
Perubahan Energi Bebas Menentukan Arah
dan Keadaan Seimbang dari Reaksi Kimia
DGo = – RT
ln Keq
Keterangan:
DGo :
perubahan energi bebas Gibbs
R : konstanta gas
(1,98 kal/mol/K atau 8,31 J/mol/K)
T : suhu mutlak dalam
derajat Kelvin
Keq :
konstanta equivalen
Keq setara dengan hasil kali
konsentrasi produl-produk reaksi, masing-masing dipangkatkan sesuai
stoikiometrinya, dibagi hasil kali substrat yang masing-masing dipangkatkan
sesuai stoikiometrinya.
Karena DGo adalah fungsi
keadaaan awal dan akhir zat-zat yang bereaksi, besaran ini hanya dapat
memberikan informasi mengenai arah dan keadaan kesimbangan.
DGo tidak bergantung pada
mekanisme reaksi dan tidak memberikan informasi mengenai laju (kecepatan)
reaksi.
Oleh karena itu meskipunn suatu reaksi
mungkin memiliki DGo atau DGo yang negatif besar, namun
reaksi tersebut tetap berlangsung meskipun dengan kecepatan yang sangat rendah.
D.
Metabolisme Mineral
dalam Tumbuhan
Suatu elemen dapat dikatakan
sebagai hara essensial jika memenuhi kriteria berikut,
- Jika tanaman kekurangan suatu unsur hara , tanaman tersebut tidak
dapat menyelesaikan seluruh siklus hidupnya.
- Defisiensi dari unsur hara tersebut sangat specifik dan tidak
digantikan oleh unsur hara lain.
- Elemen tersebut terlibat secara langsung dalam nutrisi tanaman,
sebagai contoh terlibat langsung dalam proses metabolisme dan sangat
esensial, dan atau juga terlibat dan dibutuhkan untuk proses
enzimatik.
Bertolak dari pengertian yang
dikemukakan oleh Arnon dan Stout (1939) in http://www.scribd.com/doc/57397217/Nutrisi-Tanaman-Materi,
berikut ini adalah beberapa unsur kimia yang diperlukan oleh tumbuhan tingkat
tinggi yakni:
Karbon C
Potassium
K
Zink
Zn
Hidrogen H
Calsium
Ca
Molibdenum
Mo
Oksigen O
Magnesium
Mg
Boron
B
Nitrogen N
Iron
Fe
Clorin
Cl
Posphor
P
Mangan
Mn
Sodium Na
Sulfur S
Cuprum
Cu
Silikon
Si
Cobalt Co
Na merupakan unsur dasar untuk
tumbuhan tingkat tinggi. Karena itu pada daftar unsur yang diperlukan untuk
tanaman tingkat tinggi diberi tanda kurung. Dalam hal ini Na untuk beberapa
spesies tanaman, khususnya Chenopodia dan adaptasi spesies terhadap kondisi
saling mengambil unsur ini dalam jumlah yang relatif tinggi. Na mempunyai
manfaat dan sangat esensial. Hal yang sama juga pada Si, yang dari beberapa
penelitian tampak merupakan nutrisi pokok untuk tanaman padi ( Broyer, dkk.
1954) dalam penemuannya yang baru menyatakan bahwa Klorin juga merupakan unsur
pokok untuk pertumbuhan tanaman tingkat tinggi. Hal ini sangat diperlukan pada
proses fotosintetis ( Arnon,1959). Dari daftar unsur pokok lainnya yang belum
terdaftar untuk tumbuhan tingkat tinggi, misalnya saja Vanadium juga merupakan
elemen yang sangat penting ( Nicholas, 1961).
Nutrisi tanaman dibagi atas
dua yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan oleh
tumbuh-tumbuhan dalam jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur hara
mikronutrient. Kandungan unsur hara makro pada jariingan tanaman, seperrti N,
1000 kali lebih besar daripada kandungan unsur hara mikro Zn. Berikut ini
adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : C, H, O, N, P, K, S, Ca,
Mg, (Na, Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah
: Fe, Mn, Zn, Mo, B, Cu, Cl. Pembagian nutrisi tanaman atas makro
dan mikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang dalam kasus-kasus lainnya
kandungan makronutrient dan mikronutrient ternyata lebih mudah daripada yang
tercantum diatas. Misalnya saja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata
hampir sama atau sebanding dengan kandungan unsur hara dari S atau Mg.
Kandungan unsur hara mikro sering melampui kebutuhan fisiologisnya. Hal ini
juga terjadi pada Mn. Klorida juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi
pada beberapa spesies tanaman yang dibutuhkan pada proses fotosintetis.
Contoh-contoh diatas menunjukkan
bahwa adanya kandungan hara tanaman pada organ-organ tanaman seperti daun,
batang, buah dan akar tidak mengindikasikan kuantitas yang efektif untuk proses
fisiologis dan biokimia. Tanaman dalam situasi tertentu juga mengandung elemen
yang sebenarnya bukan elemen yang dibutuhkan tumbuhan. Hal ini bisa merupakan
toksik bagi tanaman itu sendiri, misalnya Alumunium (Al), Nikel (Ni),
Selenium (Se) dan Florin (F).
Ditinjau dari segi fisiologis,
sebetulnya cukup sulit untuk mengklasifikasikan nutrisi tanaman dalam
makronutrien dan mikronutrien, apabila dilihat dari konsentrasi jaringan tanaman
itu sendiri. Klasifikasi berdasarkan tingkah laku biokimia dan fungsi
fisiologis lebih sesuai. Ditinjau dari segi fisiologis nutrisi tanaman dapat
dibagi atas empat kelompok.
- Kelompok pertama, mencakup unsur-unsur
pokok dari bahan organik tanaman yakni : C, H, O, N, dan S. Karbon
diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa
juga dari senyawa HC3dalam larutan tanah. Senyawa ini
diasimilasikan oleh karboksilase membentuk gugusan karboksilase baru.
Proses asimilisasi C secara simultan juga diikuti oleh proses asimilasi O,
jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga CO2 atau HCO3.
Hidrogen diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi
atmosfir yang humid. Dalam proses fotosintetis H2O direduksi
menjadi H (fotolisis). Proses tansfer ini melalui beberapa proses dan
menggunakan senyawa organik yang menghasilkan reduksi nikotinamida adenin
dinukleotida (NAD +) yang kemudian direduksi menjadi
senyawa NADPH. Ini merupakan koenzim yang sangat penting dalam proses
reduksi-oksidasi, seperti NADPH dapat ditansfer dalam bentuk H menjadi
sejumlah senyawa yang berbeda-beda. Nitrogen diperlukan tanaman dalam
bentuk nitrat atau ion amonium dari larutan atau gas N2 dari
atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan
melalui beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni)
yang bersimbiosis pada tumbuhan tingkat tinggi. Asimilasi N menjadi NO3-
terjadi akibat proses reduksi dan proses persenyawaan. Amonium -N dalam
proses asimilasi juga melibatkan proses persenyawaan. Proses Persenyawaan
N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari N2 menjadi
NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses
persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti
pada reduksi SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur
tidak saja diperoleh dari larutan tanah dalam bentuk SO42-
tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi
C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis yang
sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam.
Dalam bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material
organik tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.
- Kelompok kedua, adalah gugusan P, B, dan
Si serta gugusan lainnya, menunjukkan kesamaan tingkah laku biokimia,
semuanya mengabsorbsi anion organik atau zat asam.
Dalam sel tumbuhan unsur-unsur ini
dalam bentuk bebas atau diabsorbsi tidak dalam bentuk difusi anion
organik. Misalnya absorbsi Ca2+ oleh gugusan pepsin
karboksilik.
3.
Kelompok
ketiga, adalah K, Na, Mg, Mn, Cl.
Kelompok ini diambil dari larutan tanah dalam bentuk ion. Dalam sel
tanaman ion-ion ini dalam bentuk ion bebas atau dapat diadsorbsi dan
menjadi ion tidak bebas yaitu dalam bentuk anion organik, sebagai contoh
penyerapan Ca2+ oleh group karboksil dari pektin. Magnesium
juga terikat dengan kuat dalam molekul klorofil. Di sini Mg2+ adalah
dalam bentuk chelat yang diikat oleh ikatan kovalen maupun ikatan koordinat (
akan diuraikan lebih lanjut pada hal selanjutnya). Dalam hubungannya
dengan Mg2+, elemen ini sangat erat dan mirip dengan kriteria pada
group keempat: Zn, Fe, Cu,Mo. Elemen ini secara umum berada dalam
bentuk chelat dalam tanaman. Pembagian antara group ketiga dan keempat tidak
secara jelas dapat dibagi-bagi untuk Mg2+, elemen Mn dan Ca2+ didalam
tanaman juga berada dalam bentuk chelat.
Menurut Nurhayati dkk., (1986) in http://www.scribd.com/doc/57397217/Nutrisi-Tanaman-Materi,
unsur- unsur yang dibutuhkan tanaman secara umum dibagi kedalam 2 kelompok,
yaitu unsur hara makro dan mikro. Menurut Marschner (1986), selain unsur
hara makro dan mikro juga terdapat unsur hara yang tidak essensial menurut
definisi essensial tetapi dapat menstimulasi pertumbuhan atau dapat juga
essensial hanya pada beberapa tanaman atau menjadi essensial pada beberapa
kondisi. Marschner menyebut dengan beneficial element. Sebagai contoh adalah Na,
Si, Co, Ni, Se, Al.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/firdausauliya/category/biokimia-tanaman/
(Pukul: 14.34 Tgl. 25/5/2012)
http://www.scribd.com/doc/57397217/Nutrisi-Tanaman-Materi
(Pukul: 15.18 Tgl. 25/5/2012)
http://www.dokteranak.net/pdf/metabolisme-mineral.html
(Pukul: 15.43 Tgl. 25/5/2012)
http://ulilmoucil.blogspot.com/2012/04/mekanisme-penyerapan-air-dan-mineral.html
(Pukul: 16.17 Tgl. 25/5/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar