Senin, 08 April 2013

Disiplin Dan Struktur Keilmuan Dakwah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dakwah Islam sebagai usaha dan kegiatan orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakan sistem dan cara tertentu kedalm kenyataan hidup perorangan (fardiyah), keluarga (usrah), kelompok (thaifah), masyarakat (mustama’) dan negara (daulah) merupakan kegiatan yang menjadi sebab (intrumental) terbentuk komunitas dan masyarakat muslim serta peradabannya. Tanpa adanya dakwah, maka masyarakat muslim tidak dimungkinkan keberadaannya dengan demikian , dakwah merupakan pergerakan yang berfungsi metansformasikan Islam sebagai ajaran [doktrin] menjada kenyataan tata massyarakatnya dan peradabannya yang mendasarkan pada pandangan dunia Islam yang bersumber pada al quran dan assunah . oleh karenya dakwah Islam mjerupakan faktor dinamik dalam mewujudkan masyarakat yang berkualistas khoira ummah dan dauliyah thayyibah.
Pada sisi lain dakwah sebagai aktifitas transformasi Islam sebagai realitas masyarakat , dewasa ini secara internal mengalami penurunan kualitas. Dakwah Islam dewasa ini secara internal mengalami penurunan kualitas. Dakwah Islam dewasa ini menghadapi tantang eksternal yang serius dari gerakan faham materialisme., liberalisme, sekularisme dan kapitalisme global serta serta gerakaan lain, sosialisme¬¬-komunisme . pemikiran dan ideologi gerakan ini telah masuk kedalam wilayah kehidupan umat Islam dalam kehidupan pribadi (fardi). keluarga (usroh) klompok (thifah).





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Disiplin Dan Struktur Keilmuan Dakwah
Berdasarkan hakekat dakwah, obyek formal ilmu dakwah serta analisa masalah interaksi antar unsur dakwah sebagai bagian dari obyek formal, dan pengertian ilmu, maka disiplin ilmu dakwa dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama:Pertama, disiplin yang memberikan kerangka teori dan metodologi dakwa Islam, kedua, disiplin yang memberikan kerangkah tehnis oprasional kegiatan dakwah Islam. bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritik dan metodologi keahlian dan disebut ilmu dasar (teoritik) dakwa dan bagian kedua memberikan kemampuan tehnis keahlian profesi dan disebut ilmu terapan/tekni oprasional dakwa (teknologi dakwa).
Bagian disiplin ilmu terapan / teknis dibagi menjadi tiga bidang, disiplin yang terdiri dari pertama, ilmu tabligh Islam yang berkaitan dengan komunikasi dan penyiaran Islam dan ilmu yang berkaitan dengan bimbingan dan penyuluan Islam(ta’dib) yang keduanya dapat disebut teknologi tabligh. Kedua ilmu pengembangan masyarakat Islam atau teknologi pengembangan masyarakat Islam (Islam Community development) dan ketiga, ilmu management dakwa Islam atau teknologi organisasi Islam.
1.      Disiplin Ilmu Dasar (teoritik)
Ilmu dasar dimaksudkan sebagai cabang-cabang ilmu dakwa yang memberikan prinsip-prinsip,paradigma,kerangkah teoritik, sistim dan metodologi dakwa. Dalam kelompok disiplin ini, masalah dakwa dikaji secara ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup masalah, metode-metode yang digunakan serta kerangka teoritik yang dikembangkan.
Disiplin ilmu dasar(teoritik) yang memberikan kerangka teori dan metodologi antaralain: Epistimologi dakwa(Pengantar ilmu dakwah sebagai induk ilmu dakwah) metode penelitian (ilmu) dakwah, filsafat dakwah, sejara dakwah, sistimdakwah,mabda dakwah, manhaj dakwah,psikologi dakwah,

2.      Disiplin ilmu terapan/Teknis (Teknologi dakwa)
Disiplin ilmu terapan/Teknis oprasional (Teknologi dakwah) ilmu dakwah terdiri dari tiga kelompok pokok sebagai berikut :
a)      Sub Disiplin Tablig Islam
1.      Ilmu komunikasi dan penyiaran
Termasuk dalam komponen ini : Ilmu tablig, Komonikasi Dakwah, Ilmu bimbingan dan penyuluan Islam, teknis khitobah (retorika), teknik penulisan tajuk rencana dan feature dakwah, teknik peliputan dan penulisan berita dakwah, produksi siaran radio,televisi dan film dakwah, rijalul dakwah, akhlak muballigh,psikologi komunikasi dan tabligh, tehnik pengembangan majlis ta’lim,psikologi tabligh,geografi Islam,metodologi penelitian tabligh dan kebijakan dan strategi informasi Islam.
2.      Ilmu Bimbingan dan penyuluan Islam
Termasuk komponen ini : Dasar – dasar bimbingan dan penyuluan Islam(Ta’dib), Psikologi agama,psikologi kepribadian dan terapi Islam,kesehatan mental,teknis penyuluan Islam,teori bimbingan dan penyuluan Islam,Metode penelitian penyuluhan Islam, dan komunikasi lintas agama dan budaya.
3.      Sub disiplin ilmu pengembangan masyarakat Islam
Termasuk komponen ini : sistim pengembangan – pengembangan masyarakat Islam, metodologi pengembangan masyarakat Islam,peta dakwah Islam, riset dakwah partisipati, manhaj pengembangan jama’ah, sistim pemberdayaan ekonomi ummat,pembangunan jaringan lembaga keuangan syariah, sistim pengembangan lingkungan muslim, analisa dampak lingkungan dakwah, teknologi berwawasan lingkungan muslim,kebijakan dan strategi pembangunan di dunia Islam.
3.      Sub disiplin ilmu manajemen dakwah.
Termasuk dalam komponen ini : dasar- dasar manajement dakwah (pengantar studi) kepemimpinan dakwah strategis, manajement sumberdaya dakwah, manajement lembaga keuangan syariah, teori pengembangan organisasi dakwah, kebijakan, strategi dan perencanaan dakwah, manajement kemasjidan, manajement haji,umroh dan ziarah, perencanaan strategis dakwah, perbandingan organisasi dakwah dan manajement zakat, infaq dan shodaqoh,manajement wakaf.
4.      Ilmu Bantu
Termasuk dalam komponen ini,Ilmu tauhid,ilmu akhlak,ilmu mantiq(logika), filsafat dan pemikiran Islam,ulumul qur’an, ulumul hadist,ushul fiqih,tafsir,hadist,fiqih,sirah Nabi SAW, Sejarah kebudayaan Islam, BahasaIndonesia, Bahasa Arab dan inggris, metodologi, antropologi, sosiologi, ilmum komunikasi (Ilmu penerangan/penyuluan, ilmu jurnalistik, dan teknologi komunikasi) Ilmu manajement,psikologi,filsafat (umum) epistimologi, ilmu hukum,ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan,ilmu penyuluhan, teknologi sanitasi, sosiatri serta ilmu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
B.     Rancangan Pengembangan Teori Dakwah
Dalam pengembangan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori dakwah. Tanpa teori dakwah maka apa yang disebut dengan ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyatan normatif tanpa memiliki kadar analisa atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta sehingga mandul untuk memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks.
Dengan ditemukannya teori – teori dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu( dengan penelitian reflektif- penafsiran maudhu’i ) dapat di ujim kembali relevensi teori dengan fakta dakwah yang ada pada saat sekarang (dengan metode riset dakwah partisipatif) dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan (dengan metode riset kecenderungan gerakan dakwah)
1.      Teori Medan Dakwah
Teori medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi teologis, kultural, dan struktural mad’u pada saat permulaan pelaksanaan dakwah Islam.
Dakwah Islam adalah sebuah ikhtiar muslim dalam mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi (fardiyah) Keluarga (usroh),jama’ah (jama’ah) dan masyarakat (Ummah) dalam semua segi kehidupan sampai terwujud khoirul ummah. Khoirul ummah adalah tata sosial yang sebagian besar anggotanya bertauhid,senantiasa menegakkan yang ma’ruf (tata sosial yang adil) dan secara berjama’ah senantiasa berusaha mencegah yang mungkar (tata sosial yang dholim) yang inti pengerak interaksinya adalah birr dan taqwa.
2.      Teori Proses dan Tahapan dakwah
Ada beberapa tahapan dakwah Rosulullah dan para sahabatnya yaitu :
1.      Model dakwah dalam tahapan pembentukan (Takwin)
Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil lisan(tabliqh) sebagai ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah,interaksi rosulullah Saw dengan para Mad’u mengalami ekstensi secara bertahap, keluarga terdekat ittisal fardhi dan kemudian kepada para kaum musrikin,ittisal jama’isasarannya Bagaimana supaya terjadi internalisasi Islam dalam kepribadian mad’u,kemudian apa yang sudah di terima dan di cerna dapat diekspresikan dalam ghirah dan sikap membela keimanan dari tekanan struktural al mala dan al mutrafin quraisy Mekkah.hasilnya sangat signifikan,para elit dan massa masyarakat menerima dakwahnya.
2.      Tahap Penataan Dakwah.(tandzim)
Merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi Islam dalam bentuk institusionalisasi Islam secara komprehenshif dalam realitas sosial,yang diawali dengan hijrah Nabi SAW,hijrah yang dilaksanakan setelah nabi memahami karateristik sosial Madinah baik melalui informasi yang diterima dari mush’ab bin umair maupun interaksi nabi dengan jama’ah haji peserta Baiatul Aqobah.dari strategi dakwah hijrah dilakukan ketika tekanan kultural,struktural dan militer sudah sedemikian mencekam,sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah, dapat mengalami involusi kelembagaan dan menjadi rapuh.
3.      Teori Analisa Sistem Dakwah.
Penulis secara khusus meneliti dakwah Islam dengan pendekatan teori sistem umum (The general system theory) yang hasilnya antara lain menyatakan :
1.      Dakwah Islam adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan,bergantung dan berinteraksi dalam mencapai tujuan dakwah.
2.      Dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan menurut alur sistem dakwah yang doarahkan Allah SWT yang menjadi sunnah Allah yang berlaku dalam dakwah Islam yang bersifat tetap,obyetktif dan universal.
3.      Dakwah Islam sebagai suatu sistem memiliki masukan utama(raw input) berupa materi pokok dakwah dari wahyu allah(al qur’an) dan assunnah ketika dikonversikan menjadi keluaran baik dalam dataran pribadi,keluarga,kelompok,masyarakat dan negara telah menimbulkan kemelut dan goncangan sosial yang besar ditengah tata sosial,budaya dan peradapan yang telah mapan di tengah masyarakat.
4.      Keberhasilan dakwah yang mendatangkan perubahan masyarakat yang signifikan adalah dakwah yang dijalankan dalam sebuah sistem yang subsistem konversinya berfungsi secara maksimal dalam mentransformasikan masukan menjadi keluaran,yang ditopang oleh kepemimpinan yang kuat yang visioner berorentasi pada tujuan dan perubahan lingkungan masyarakat
5.      Sistem dakwah Islam berjalan tepat guna ketika masukan sarana berupa metode,peta,dana dan fasilitas dakwah tersedia secara memadai.pemilihan dan penerapan metode yang tidak tepat dalam melakukan proses transformasi Islam akan melahirkan tatanan masyarakat berpandangan ganda disatu pihak menyatakan beriman kepada Allah tetapi menolak menerapkan Syari’ah dalam kehidupan bermayarakat dan bernegara .
6.      Momentum berkembangnya dakwah Islam adalah karena adanya keluaran berupa negara yang menjadikan syari’ah sebagai otoritas tertinggi dalam menilai dan mengatur kehidupan masyarakat dan negara.
7.      Balikan dari tanggapan lingkungan masyarakat(mad’u) terhadap harakah dakwah Islam sebagai suatu sistem melahirkan 4 pola dasar : Pertama informasi mengenai medan dakwah, Kedua dukungan masyarakat yang menerima dakwah Islam(umat ijabah)maka akan menjadi faktor yang dominan dalam penguatan sistem utamanya dalam masyarakat Ketiga hambatan masyarakat yang menolak dakwah Islam akan menjadi faktir penghambat dan proses konversi sistem dakwah Islam sebagai bentuk balikan negatif yang memerlukan penyelesaian secara tuntas. Keempat kelompok masyarakat yang bersifat netral terhadap dakwah Islam tidak menerima dan tidak menolak dakwah Islam secara tegas serta tidak memberikan hambatan dakwah Islam.


DAFTAR PUSTAKA

o   http://www.bpinews.info/2009/11/pengembangan-dakwah-melalui-bimbingan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar