BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah Islam
sebagai usaha dan kegiatan orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan
menggunakan sistem dan cara tertentu kedalm kenyataan hidup perorangan
(fardiyah), keluarga (usrah), kelompok (thaifah), masyarakat (mustama’) dan
negara (daulah) merupakan kegiatan yang menjadi sebab (intrumental) terbentuk
komunitas dan masyarakat muslim serta peradabannya. Tanpa adanya dakwah, maka
masyarakat muslim tidak dimungkinkan keberadaannya dengan demikian , dakwah
merupakan pergerakan yang berfungsi metansformasikan Islam sebagai ajaran
[doktrin] menjada kenyataan tata massyarakatnya dan peradabannya yang
mendasarkan pada pandangan dunia Islam yang bersumber pada al quran dan assunah
. oleh karenya dakwah Islam mjerupakan faktor dinamik dalam mewujudkan
masyarakat yang berkualistas khoira ummah dan dauliyah thayyibah.
Pada sisi lain
dakwah sebagai aktifitas transformasi Islam sebagai realitas masyarakat ,
dewasa ini secara internal mengalami penurunan kualitas. Dakwah Islam dewasa
ini secara internal mengalami penurunan kualitas. Dakwah Islam dewasa ini
menghadapi tantang eksternal yang serius dari gerakan faham materialisme.,
liberalisme, sekularisme dan kapitalisme global serta serta gerakaan lain,
sosialisme¬¬-komunisme . pemikiran dan ideologi gerakan ini telah masuk kedalam
wilayah kehidupan umat Islam dalam kehidupan pribadi (fardi). keluarga (usroh)
klompok (thifah).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Disiplin Dan Struktur Keilmuan Dakwah
Berdasarkan hakekat dakwah, obyek formal ilmu dakwah serta
analisa masalah interaksi antar unsur dakwah sebagai bagian dari obyek formal,
dan pengertian ilmu, maka disiplin ilmu dakwa dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian utama:Pertama, disiplin yang memberikan kerangka teori dan
metodologi dakwa Islam, kedua, disiplin yang memberikan kerangkah tehnis
oprasional kegiatan dakwah Islam. bagian pertama memberikan dasar-dasar
teoritik dan metodologi keahlian dan disebut ilmu dasar (teoritik) dakwa dan
bagian kedua memberikan kemampuan tehnis keahlian profesi dan disebut ilmu
terapan/tekni oprasional dakwa (teknologi dakwa).
Bagian disiplin ilmu terapan / teknis dibagi menjadi tiga
bidang, disiplin yang terdiri dari pertama, ilmu tabligh Islam yang berkaitan
dengan komunikasi dan penyiaran Islam dan ilmu yang berkaitan dengan bimbingan
dan penyuluan Islam(ta’dib) yang keduanya dapat disebut teknologi tabligh.
Kedua ilmu pengembangan masyarakat Islam atau teknologi pengembangan masyarakat
Islam (Islam Community development) dan ketiga, ilmu management dakwa Islam
atau teknologi organisasi Islam.
1. Disiplin Ilmu Dasar (teoritik)
Ilmu dasar dimaksudkan sebagai cabang-cabang ilmu dakwa yang
memberikan prinsip-prinsip,paradigma,kerangkah teoritik, sistim dan metodologi
dakwa. Dalam kelompok disiplin ini, masalah dakwa dikaji secara ilmiah sesuai
dengan bidang dan lingkup masalah, metode-metode yang digunakan serta kerangka
teoritik yang dikembangkan.
Disiplin ilmu dasar(teoritik) yang memberikan kerangka teori
dan metodologi antaralain: Epistimologi dakwa(Pengantar ilmu dakwah sebagai
induk ilmu dakwah) metode penelitian (ilmu) dakwah, filsafat dakwah, sejara
dakwah, sistimdakwah,mabda dakwah, manhaj dakwah,psikologi dakwah,
2. Disiplin ilmu terapan/Teknis (Teknologi dakwa)
Disiplin ilmu terapan/Teknis oprasional (Teknologi dakwah)
ilmu dakwah terdiri dari tiga kelompok pokok sebagai berikut :
a) Sub Disiplin Tablig Islam
1. Ilmu komunikasi dan penyiaran
Termasuk dalam komponen ini : Ilmu tablig, Komonikasi Dakwah,
Ilmu bimbingan dan penyuluan Islam, teknis khitobah (retorika), teknik
penulisan tajuk rencana dan feature dakwah, teknik peliputan dan penulisan
berita dakwah, produksi siaran radio,televisi dan film dakwah, rijalul dakwah,
akhlak muballigh,psikologi komunikasi dan tabligh, tehnik pengembangan majlis
ta’lim,psikologi tabligh,geografi Islam,metodologi penelitian tabligh dan
kebijakan dan strategi informasi Islam.
2. Ilmu Bimbingan dan penyuluan Islam
Termasuk komponen ini : Dasar – dasar bimbingan dan penyuluan
Islam(Ta’dib), Psikologi agama,psikologi kepribadian dan terapi Islam,kesehatan
mental,teknis penyuluan Islam,teori bimbingan dan penyuluan Islam,Metode penelitian
penyuluhan Islam, dan komunikasi lintas agama dan budaya.
3. Sub disiplin ilmu pengembangan masyarakat Islam
Termasuk komponen ini : sistim pengembangan – pengembangan
masyarakat Islam, metodologi pengembangan masyarakat Islam,peta dakwah Islam,
riset dakwah partisipati, manhaj pengembangan jama’ah, sistim pemberdayaan
ekonomi ummat,pembangunan jaringan lembaga keuangan syariah, sistim
pengembangan lingkungan muslim, analisa dampak lingkungan dakwah, teknologi
berwawasan lingkungan muslim,kebijakan dan strategi pembangunan di dunia Islam.
3. Sub disiplin ilmu manajemen dakwah.
Termasuk dalam komponen ini : dasar- dasar manajement dakwah
(pengantar studi) kepemimpinan dakwah strategis, manajement sumberdaya dakwah,
manajement lembaga keuangan syariah, teori pengembangan organisasi dakwah,
kebijakan, strategi dan perencanaan dakwah, manajement kemasjidan, manajement
haji,umroh dan ziarah, perencanaan strategis dakwah, perbandingan organisasi
dakwah dan manajement zakat, infaq dan shodaqoh,manajement wakaf.
4. Ilmu Bantu
Termasuk dalam komponen ini,Ilmu tauhid,ilmu akhlak,ilmu
mantiq(logika), filsafat dan pemikiran Islam,ulumul qur’an, ulumul hadist,ushul
fiqih,tafsir,hadist,fiqih,sirah Nabi SAW, Sejarah kebudayaan Islam, BahasaIndonesia,
Bahasa Arab dan inggris, metodologi, antropologi, sosiologi, ilmum komunikasi (Ilmu
penerangan/penyuluan, ilmu jurnalistik, dan teknologi komunikasi) Ilmu
manajement,psikologi,filsafat (umum) epistimologi, ilmu hukum,ilmu politik, ilmu
ekonomi, ilmu lingkungan,ilmu penyuluhan, teknologi sanitasi, sosiatri serta
ilmu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
B.
Rancangan Pengembangan Teori Dakwah
Dalam pengembangan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak
mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori
dakwah. Tanpa teori dakwah maka apa yang disebut dengan ilmu dakwah tidak lebih
dari sekedar kumpulan pernyatan normatif tanpa memiliki kadar analisa atas
fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta
sehingga mandul untuk memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang
kompleks.
Dengan ditemukannya teori – teori dakwah yang telah
menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu( dengan penelitian reflektif-
penafsiran maudhu’i ) dapat di ujim kembali relevensi teori dengan fakta dakwah
yang ada pada saat sekarang (dengan metode riset dakwah partisipatif) dan
kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan (dengan metode riset kecenderungan
gerakan dakwah)
1. Teori Medan Dakwah
Teori medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi
teologis, kultural, dan struktural mad’u pada saat permulaan pelaksanaan dakwah
Islam.
Dakwah Islam adalah sebuah ikhtiar muslim dalam mewujudkan Islam
dalam kehidupan pribadi (fardiyah) Keluarga (usroh),jama’ah (jama’ah) dan
masyarakat (Ummah) dalam semua segi kehidupan sampai terwujud khoirul ummah.
Khoirul ummah adalah tata sosial yang sebagian besar anggotanya
bertauhid,senantiasa menegakkan yang ma’ruf (tata sosial yang adil) dan secara
berjama’ah senantiasa berusaha mencegah yang mungkar (tata sosial yang dholim)
yang inti pengerak interaksinya adalah birr dan taqwa.
2. Teori Proses dan Tahapan dakwah
Ada beberapa tahapan dakwah Rosulullah dan para sahabatnya
yaitu :
1. Model dakwah dalam tahapan pembentukan (Takwin)
Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil
lisan(tabliqh) sebagai ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat
Makkah,interaksi rosulullah Saw dengan para Mad’u mengalami ekstensi secara
bertahap, keluarga terdekat ittisal fardhi dan kemudian kepada para kaum
musrikin,ittisal jama’isasarannya Bagaimana supaya terjadi internalisasi Islam
dalam kepribadian mad’u,kemudian apa yang sudah di terima dan di cerna dapat
diekspresikan dalam ghirah dan sikap membela keimanan dari tekanan struktural
al mala dan al mutrafin quraisy Mekkah.hasilnya sangat signifikan,para elit dan
massa masyarakat menerima dakwahnya.
2. Tahap Penataan Dakwah.(tandzim)
Merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi Islam dalam
bentuk institusionalisasi Islam secara komprehenshif dalam realitas sosial,yang
diawali dengan hijrah Nabi SAW,hijrah yang dilaksanakan setelah nabi memahami
karateristik sosial Madinah baik melalui informasi yang diterima dari mush’ab
bin umair maupun interaksi nabi dengan jama’ah haji peserta Baiatul Aqobah.dari
strategi dakwah hijrah dilakukan ketika tekanan kultural,struktural dan militer
sudah sedemikian mencekam,sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah,
dapat mengalami involusi kelembagaan dan menjadi rapuh.
3. Teori Analisa Sistem Dakwah.
Penulis secara khusus meneliti dakwah Islam dengan pendekatan
teori sistem umum (The general system theory) yang hasilnya antara lain
menyatakan :
1. Dakwah Islam adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem yang saling berhubungan,bergantung dan berinteraksi dalam mencapai
tujuan dakwah.
2. Dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan menurut alur sistem dakwah
yang doarahkan Allah SWT yang menjadi sunnah Allah yang berlaku dalam dakwah Islam
yang bersifat tetap,obyetktif dan universal.
3. Dakwah Islam sebagai suatu sistem memiliki masukan utama(raw
input) berupa materi pokok dakwah dari wahyu allah(al qur’an) dan assunnah
ketika dikonversikan menjadi keluaran baik dalam dataran
pribadi,keluarga,kelompok,masyarakat dan negara telah menimbulkan kemelut dan
goncangan sosial yang besar ditengah tata sosial,budaya dan peradapan yang
telah mapan di tengah masyarakat.
4. Keberhasilan dakwah yang mendatangkan perubahan masyarakat yang
signifikan adalah dakwah yang dijalankan dalam sebuah sistem yang subsistem
konversinya berfungsi secara maksimal dalam mentransformasikan masukan menjadi
keluaran,yang ditopang oleh kepemimpinan yang kuat yang visioner berorentasi
pada tujuan dan perubahan lingkungan masyarakat
5. Sistem dakwah Islam berjalan tepat guna ketika masukan sarana
berupa metode,peta,dana dan fasilitas dakwah tersedia secara memadai.pemilihan
dan penerapan metode yang tidak tepat dalam melakukan proses transformasi Islam
akan melahirkan tatanan masyarakat berpandangan ganda disatu pihak menyatakan
beriman kepada Allah tetapi menolak menerapkan Syari’ah dalam kehidupan bermayarakat
dan bernegara .
6. Momentum berkembangnya dakwah Islam adalah karena adanya
keluaran berupa negara yang menjadikan syari’ah sebagai otoritas tertinggi
dalam menilai dan mengatur kehidupan masyarakat dan negara.
7. Balikan dari tanggapan lingkungan masyarakat(mad’u) terhadap
harakah dakwah Islam sebagai suatu sistem melahirkan 4 pola dasar : Pertama
informasi mengenai medan dakwah, Kedua dukungan masyarakat yang menerima dakwah
Islam(umat ijabah)maka akan menjadi faktor yang dominan dalam penguatan sistem
utamanya dalam masyarakat Ketiga hambatan masyarakat yang menolak dakwah Islam
akan menjadi faktir penghambat dan proses konversi sistem dakwah Islam sebagai
bentuk balikan negatif yang memerlukan penyelesaian secara tuntas. Keempat
kelompok masyarakat yang bersifat netral terhadap dakwah Islam tidak menerima
dan tidak menolak dakwah Islam secara tegas serta tidak memberikan hambatan
dakwah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
o http://www.bpinews.info/2009/11/pengembangan-dakwah-melalui-bimbingan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar