BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah kesuburan
merupakan suatu hal yang sangat mengganggu bahkan bisa mengancam keutuhan suatu
rumah tangga. Masalah
kesuburan terjadi akibat terganggunya sistem reproduksi pada wanita
dan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sperma pada pria. Sebuah
penelitian menyatakan bahwa masalah kesuburan terjadi pada 40% akibat
perempuan, 40% akibat laki-laki dan 30% akibat keduanya.
Masalah Kesuburan
atau ketidaksuburan dapat dikatakan jika sebuah pasangan suami isteri
dalam jangka waktu 2 tahun belum juga dikaruniai kehamilan sedangkan mereka
tidak menggunakan alat kontrasepsi. Jika hal ini terjadi, jelas terjadi masalah
kesuburan yang cukup serius yang harus segera dikonsultasikan ke dokter untuk
mengetahui siapa yang memiliki masalah kesuburan dan dilakukan treatment atau
terapi untuk penyembuhan.
Salah satu
usaha yang bisa dilakukan adalah dari segi kesehatan. Bisa jadi ada sebab atau
penyakit tertentu yang menyebabkan suami-istri tersebut sulit memiliki
keturunan. Istilah yang mungkin sering kita dengar adalah “ketidaksuburan”.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan ketidaksuburan?
Pada
dasarnya, ketidaksuburan
adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki atau
seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Ketidaksuburan juga berarti
perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42
minggu). Dalam bahasa awam, infertil disebut juga tidak subur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Ketidaksuburan
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri
dikatakan tidak subur jika:
- Tidak hamil
setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
- Tidak hamil
setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
- Perempuan yang
bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
B.
Ketidaksuburan Primer vs Ketidaksuburan
Sekunder
Ketidaksuburan sendiri ada dua macam, yaitu ketidaksuburan
primer dan ketidaksuburan sekunder. Pasangan dengan ketidaksuburan primer tidak
bisa hamil sedangkan ketidaksuburan sekunder adalah sulit untuk hamil setelah
sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.
C.
Kejadian Kasus Ketidaksuburan
- Secara umum, di
dunia diperkirakan 1 dari 7 pasangan bermasalah dalam hal kehamilan.
- Di Indonesia,
angka kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30
% pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun.
- Berdasar survei
kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7
juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil karena belum hamil
setelah setahun menikah. Kini, para ahli memastikan angka ketidaksuburan
telah meningkat mencapai 15-20 persen dari sekitar 50 juta pasangan di
Indonesia.
- Penyebab ketidaksuburan
sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan wanita,
dan 10% tidak diketahui.
D.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Ketidaksuburan
- Umur.
- Lama ketidaksuburan.
- Emosi.
- Lingkungan.
- Hubungan
seksual.
- Kondisi sosial dan
ekonomi.
- Kondisi
reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel telur.
- Kondisi
reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.
- Penyebab lain.
(1)
Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35
tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase
reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal
sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase
pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat
bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche)
dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase
pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah
fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur.
Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami
menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat
mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel
telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang
dihasilkan pun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada
akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis sehingga wanita tidak
menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan cadangan sel telur
dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-2
atau ke-3.
(2)
Lama Ketidaksuburan
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih
dari 50% pasangan dengan masalah ketidaksuburan datang terlambat. Terlambat
dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah,
dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.
(3)
Emosi
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.
(4)
Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik
yang mudah menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat
pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat
mempengaruhi sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
(5)
Hubungan Seksual
Penyebab ketidaksuburan ditinjau dari segi hubungan seksual
meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya pada masa subur.
(6)
Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut
masturbasi) yang dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan
sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi
waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.
(7)
Posisi
Ketidaksuburan dipengaruhi oleh hubungan seksual yang
berkualitas, yaitu dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi
penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya penis ke vagina
sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang
“menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang
(ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan
ketidaksuburan. Penetrasi yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di
atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat wanita diberi bantal
agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita menerima sperma,
wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu pada
sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.
(8)
Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat
berhubungan seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena
kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu
diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur
dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian
menunggu sperma di saluran telur (tuba falopi) selama kurang-lebih 48
jam. Masa tersebut disebut masa subur.
Cara
untuk mengetahui masa subur antara lain:
- Dengan
memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari
(pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur,
keluarlah cairan bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan
basah. Banyak wanita menganggap hal itu sebagai keputihan. Di luar saat
subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih kental sehingga kelamin
terkesan kering.
- Dengan mengukur
suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan siklus
menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila
terjadi sedikit kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu
tubuh itu disebut sebagai suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi
istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh yang jelas, walalupun sedikit
(sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon progesteron yang
muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh
setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus
(bisa didapatkan dari dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
- Guncang
termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36 °C, dan
siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
- Saat terbangun
di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral) selama
10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak.
Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama
10 menit hingga selesai pengukuran.
- Setelah 10
menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal
pemeriksaan itu.
- Dengan memeriksa
lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak bentukan
seperti daun pakis yang sempurna.
- Dengan
pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina
dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung
telur.
(9)
Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi Sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan
memperbesar kemungkinan terjadinya ketidaksuburan.
E.
Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah
Kesuburan pada Wanita
1. Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan
antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai
akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan
sel telur dengan sperma.
2. Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang
tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat
menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi
lainnya.
3. Kelainan lendir leher rahim
Lendir leher rahim terlalu pekat, yang
dapat menghambat laju gerakan sperma terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
4. Berat Badan tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan,
karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22%
di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang
dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan
memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.
5. Faktor Usia
Pada wanita, begitu masuk usia 35
tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun
sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel
telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya,
usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus
memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
6. Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar
dalam menyumbang angka kejadian ketidaksuburan, yakni sebesar 15-20%. Gaya
hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang
terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan
gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya
frekuensi hubungan suami istri
7. Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke
depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang
vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran
mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan
dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke
belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
8. Kelainan Rahim
Adanya kelainan rongga rahim
karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan
kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi
kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
F.
Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah
Kesuburan pada Laki-laki
1.
Kelainan Genetik
Meskipun
amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik seperti
cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks,
yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
2.
Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk
merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar
ptituari. Bila hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam
jumlah yang signifikan maka sudah barang tentu kinerja testis tidak akan
sempurna.
3.
Varikokel
Adalah
terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini
biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan
biasanya terjadi pada sebelah kiri.
4.
Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya
disebabkan bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya
sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat disebabkan oleh
bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan karena infeksi
bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran reproduksi
pria.
5.
Impotensi
Agar
bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit
pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi.
Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan
pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan
impotensi.
6.
Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada
pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan
lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan
seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna, bahkan impotensi.
7.
Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol
dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga mengganggu
produksi sperma.
8.
Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan
kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki
gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan untuk
pembuahan.
9.
Pengaruh Obat
Beberapa
jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat
penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar