Kamis, 11 April 2013

Faktor Penyebab Kanker Pada Tuba Falopi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang menghubungkan telur dengan rahim. Karena struktur tersebut, maka saluran ini dapat dengan mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya berkisar antara 7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel telur (ovum) berkembang dalam sebuah indung telur (ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan dinding ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan dilanjutkan ke arah rahim, dengan bantuan pergerakan dari bulu-bulu tipis pada bagian dalam tuba/saluran ini. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam Tuba Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertanda terjadinya kehamilan. Terkadang embrio bukannya menempel pada rahim namun menempel pada Tuba Fallopi sehingga menghasilkan kehamilan ektopik, yang lebih dikenal dengan “kehamilan di luar kandungan.”
Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease-PID) yaitu penyakit yang ditularkan karena hubungan seksual yang disebabkan oleh bakteri mikro-organisme seperti gonococci, klamidia, gonorea, mikoplasma, stafilokokus, steptokokus atau patogen lain, adalah merupakan penyebab utama ketidaksuburan pada Tuba Fallopi. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba fallopi. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium). Tindak lanjut studi pada kesuburan perempuan dengan laparoscopically didokumentasikan PID (di mana dokter secara langsung melihat rahim, saluran telur ke kandungan rahim dan rongga panggul) menunjukkan bahwa untuk setiap episode infeksi, setidaknya ada resiko 10% yang mengakibatkan ketidaksuburan pada perempuan. Terlepas dari jenis mikro-organisme yang menyebabkan infeksi. Efek terlihat bertambah, dengan risiko ketidaksuburan pada Tubal dua kali lipat setelah episode infeksi PID yang kedua.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara atonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi, kemudian pada uterus dan ovarium biasanya terjadi bersamaan (3.hal.396-397). Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorektal, lambung dan payudara (3. hal. 396 – 397)
B.     Etiologi
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradaangan ini menyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi dan sebagainya)
Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus, stapilokokus, klostridium welehi dan lain-lain.
C.     Patologi
HU Taymor dan Hertig membagi tumor ini menjadi 3 (tiga) jenis menurut keganasan.
a.         Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler: tumor belum mencapai otot tuba dan diferensiasi sel masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
b.         Jenis tumor dengan pertumbuhan papiloaveoler (adenomatosa): tumor telah memasuki jaringan otot dan terlihat gambaran kelenjar.
c.         Jenis tumor dengan pertumbuhan alveomeduler: terlihat motosis yang atopik dan terlihat investasi sel ganas ke dalam saluran limfe tuba.

D.    Patogenesis
Ternyata tumor ganas pada alat reproduksi wanita dapat dijumpai pada semua umur (18 – 80 tahun) dengan rata-rata puncakya pada usia 52 tahun, kejadian paling sering ialah pada kelompok umur 30 – 40 tahun.
E.     Gejala Klinik
Gejala yang timbul pada tumor adneksa adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua masa haid dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara terus-menerus setiap hari.
Gejala kedua setelah perdarahan ialah perasaan sakit di perut, perasan sakit tadi timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.
F.     Test Diagnostik
a.    Pemeriksaan Pelviks.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ-organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.


b.    Tes papanicolau.
Test ini merupakan pemeriksaan sylogis yang memungkinkan adanya sel-sel abnormal dan mendeteksi perganasan tumor pada tahap awal.
c.    Ultrasonografi
Ultrasonografi menjadi alat diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, alat ini digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor.
d.   Endoscopy
Dengan endoscopy dapat melihat pelviks dan jaringan sekitarnya secara langsung.
w   Colposcopy vagina dan cerviks di bawah kekuatan magnet yang rendah.
w   Culdoscopy: Pemasukan culdoscopy melalui vagina bagian belakang ke dalam culdecar untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
w   Hysteroscopy: Pemasukan hysteroscopy melalui cerviks untuk melihat bagian dalam uterus.
w   Laparoscopy: Pemasukan melalui insisi kecil pada dinding abdomen.

G.    Penyebab Kanker pada Tuba Falopi dan Pengaruh pada Kesuburan wanita
Kanker Saluran Telur adalah tumor ganas pada saluran telur (tuba falopii). Kanker tuba falopii sangat jarang terjadi, di seluruh dunia dilaporkan kasus sebanyak kurang dari 1500-2000. Kanker biasanya merupakan penyebaran dari organ lain (misalnya ovarium/indung telur). Kanker saluran telur paling banyak ditemukan pada wanita pasca menopause, tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang lebih muda.
Kebanyakan kanker saluran telur memiliki gambaran mikroskopik yang sama dengan kanker ovarium. Yang paling sering ditemukan adalah adenokarsinoma.

Description: Anatomi tuba falopii

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada panggul ditemukan suatu massa yang membesar.

Staging (Menentukan stadium kanker)
·         Stadium I : kanker terbatas pada saluran telur
·         Stadium II : kanker menyerang salah satu atau kedua saluran telur dan telah menyebar ke panggul
·         Stadium III : kanker pada salah satu atau kedua saluarn telur dan telah menyebar ke luar panggul
·         Stadium IV : kanker pada salah satu atau kedua saluran telura dan telah menyebar ke organ tubuh lainnya yang jauh.


Pengobatan
Pengobatan yang utama untuk kanker saluran telur adalah pembedahan untuk mengangkat kedua saluran telur, kedua indung telur dan rahim disertai pengangkatan kelenjar getah bening perut dan panggul.
Pada kanker stadium lanjut, setelah pembedahan mungkin perlu dilakukan kemoterapi atau terapi penyinaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan pada wanita.
Setelah tahu penyebab infertilitas pada pria dan mitos-mitos serta apa kesuburan, sekarang mari membahas mengenai penyebab infertilitas pada wanita;
  1. Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
  1. Faktor Uterus (rahim) :
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel.  ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
  1. Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
  1. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
  1. Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
  1. Faktor Lain :
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll.
            Pemakaian formalin yang dapat juga menyebabkan infertilitas pada wanita dan yang wanita jangan mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.
H.    Peradangan Tuba Falopi
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif. Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba. Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis.
Penyakit  radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul.  Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS).
 Saat ini hampir  1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.
Description: http://www.klikdokter.com/userfiles/prp1.JPG
Gambar Saluran Reproduksi Wanita
Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Faktor Risiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.




DAFTAR PUSTAKA

o   http://www.scribd.com/doc/24586434/Penyakit-Radang-Panggul?autodown=docx

1 komentar: