BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ tûïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã Í=øtóø9$$Î/ tbqãKÉ)ãur no4qn=¢Á9$# $®ÿÊEur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZã ÇÌÈ
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Ayat di atas jelas menerangkan pada kita bahwa Al-Qur’an
tidak ada yang bisa diragukan lagi. Segala yang ada di dalam Al-Qur’an adalah
sudah pasti benar. Kebenaran Al-Qur’an ini telah banyak terbukti oleh ilmu
pengetahuan manapun. Bahkan banyak persoalan pada suatu ilmu pengetahuan yang
baru terpecahkan dari Al-Qur’an. Tidak hanya ilmuwan muslim yang mengeksplor Al-Qur’an
dan menjadikannya rujukan ilmu pengetahuan dan sains, tapi juga ilmuwan-ilmuwan
barat yang mengembangkan teori, hukum, dan fenomena-fenomena alam yang tidak
bisa dipecahkan. Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar sepanjang masa, karena
manfaatnya akan dirasakan oleh semua manusia sampai akhir jaman.
Salah satu yang Al-Qur’an jelaskan adalah
mengenai teori penciptaan manusia. Bagaimana ketika manusia pertama diciptakan
dan bagaimana mekanisme terbaik pembentukan jasad manusia di rahim ibunya,
pembentukan ovum, sperma, dan lain sebagainya telah dijelaskan secara rinci dan
detail. Pembentukan manusia ini baru terbukti oleh sains pada akhir-akhir abad
ini oleh teknologi mutakhir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pra Penciptaan Manusia
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah:
30)
Malaikat adalah makhluk Allah yang paling patuh
terhadap segala perintahNya. Sebelum manusia pertama atau Adam diciptakan,
malaikat sudah diciptakan terlebih dahulu. Suatu ketika saat Allah memberikan
pengumuman berupa rencana akan menciptakan suatu makhluk yang akan menjadi
khalifah di muka bumi. Namun, makhluk yang dipilih Allah itu adalah manusia.
Mengetahui hal ini malaikat sedikit “protes” pada Allah. Kita harus ingat bahwa
malaikat itu makhluk yang paling taat dan patuh pada segala perintah dan
keputusanNya. Akan tetapi satu hal ini yang membuat malaikat “angkat bicara”
kepada Allah berkenaan dengan akan adanya penciptaan manusia ini.
Seperti yang dijelaskan oleh ayat di atas,
malaikat tahu bahwa manusia yang akan diciptakan Allah tersebut akan membuat
kerusakan di muka bumi. Padahal Allah menciptakan manusia dengan tujuan menjadi
khalifah di muka bumi.
Allah pun menjawab “protes” para malaikat
dengan kalimat “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
disini kita bisa melihat bahwa Allah lah sang perencana segalanya, Allah lah
sang maha pencipta yang paling mengetahui ciptaannya. Ada sesuatu dibalik
skenario yang dibuat Allah. Pasti ada sejuta hikmah dari jawaban Allah
tersebut.
Ayat ini juga mengingatkan pada manusia bahwa
tujuan awal kita diciptakan oleh Allah adalah untuk menjadi khalifah di muka
bumi.
B. Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam
diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah
dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan
ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam
firman-Nya :
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*uHxq 5bqãZó¡¨B ÇËÏÈ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
C. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan
oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian
halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk
dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu
firman-Nya :
z`»ysö6ß Ï%©!$# t,n=y{ ylºurøF{$# $yg¯=à2 $£JÏB àMÎ7/Yè? ÞÚöF{$# ô`ÏBur óOÎgÅ¡àÿRr& $£JÏBur w tbqßJn=ôèt ÇÌÏÈ
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh
Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila kita amati proses kejadian manusia
kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan
melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang
telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan
itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
D. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan
Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat
ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia
secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºs tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# cqèWyèö7è? ÇÊÏÈ ôs)s9ur $oYø)n=yz óOä3s%öqsù yìö7y t,ͬ!#tsÛ $tBur $¨Zä. Ç`tã È,ù=sø:$# tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐÈ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah
langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami).” (QS. Al
Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW
bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang
benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya
pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh
hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian
diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/ menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an
dengan “saripati berasal dari tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia
adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup
dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan
(hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum
(sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk
manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ
“Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.” (QS 96. Al-’Alaq: 2)
Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah)
berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya
proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati
proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk
organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh
bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan
benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini
(`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage
adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi
(merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji
murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang
(rongga-rongga) di atasnya.
Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam,
karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga
tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan
tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah
yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio
terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair
mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam
fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya.
Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan
dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh
embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum
terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung
belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan
mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah
I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut
Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam
Al-Quran.
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (Assajdah:7-9)”
E. Kesesuaian Antar Al-Qur’an dan Sains Modern
Para ahli dari barat baru menemukan masalah
pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada
tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal
ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : “Saya
takjub pada keakuratan ilmiah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad
ke-7 M itu”. Selain iti beliau juga mengatakan, “Dari ungkapan Al Qur’an
dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang
untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal
(zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma
(sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai
dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan
yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan
sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari
nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya.”
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian
ilmu genetika (janin) bahwa selama embrio berada di dalam kandungan ada tiga
selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan
dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam
rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di
dalam Al Qur’an :
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan
dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS.
Az Zumar (39) : 6).
Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah
adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut
kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik.
Awal penciptaan dituturkan di dalam al-Qur’an
seara logis dan tegas, dengan menyatakan banyak fakta dalam penciptaan. Namun,
seseorang yang membandingkan penjelasan tentang awal penciptaan seperti yang
disebutkan dalam al-Qur’an dan seperti yang disebutkan dalam Kitab Kejadian itu
akan dengan mudah menyimpulkan bahwa kedua buku memiliki sumber yang sama namun
al-Qur’an menjelaskannya secara logis dan ilmiah.
F.
Teori
Penciptaan dalam Islam
- Adam diciptakan dari tanah liat secara
langsung, atau secara tidak langsung dari bahan dasar lumpur. Sebelum
berubah menjadi manusia, Adam menerima hembusan ruh dari Allah nafas yang
memberinya kemampuan kemampuan untuk belajar dan potensi untuk mengenali.
- Hawa diciptakan dari sel atau tulang Adam.
Penciptaan tersebut memberi penjelasan yang masuk akal mengenai kesamaan
antara peta genetik dan jumlah chromosom pada kedua Adam dan Hawa.
Dalam teori penciptaan dalam Islam, Allah
menentukan peran bagi Hawa, seorang perempuan diciptakan dari laki-laki, yang
ditugaskan di Al-Qur’an dengan ayat-ayat berikut:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir.” (ar-Rum: 21)
Allah juga berfirman, ‘Allah menjadikan bagi
kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri
kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?’
[an-Nahl: 72]
Menurut ayat-ayat ini, teori penciptaan menurut
Islam itu mencakup hal-hal berikut:
- Allah menganugerahi Adam isteri dengan
sifat-sifat tertentu untuk tujuan kasih sayang dan rahmat.
- Allah memberi Hawa fitur reproduksi untuk
memberikan anak laki-laki dan perempuan.
- Sesuai kehendak Allah, Adam dan Hawa
merupakan bagian dari bangunan masyarakat yang lengkap, yang terdiri dari
orang tua, anak, cucu, dan seterusnya.
- Allah menentukan desain fitur-fitur manusia
dalam air sperma yang dipancarkan manusia dengan DNA yang spesifik, peta
genetika atau jumlah chromosom bersama antara pasangan perkawinan,
laki-laki dan perempuan.
- Allah menjaga sumber kelangsungan
kehidupan makhluk-Nya. Karena itu, Allah mengatur kerajaan tumbuhan
sebagai makhluk otonom yang menyediakan makanan yang diperlukan untuk
kerajaan manusia.
- Dia mengatur siklus untuk menghasilkan air
tawar untuk minuman manusia dan pengairan tanaman yang mereka makan.
- Allah mengelola pasokan energi untuk
makhluk-Nya demgam proses fotosintesis yang ajaib, yang menyimpan energi
dari matahari menjadi buah yang dapat dimakan.
Sebagaimana teori evolusi nihil logika
kehidupan evolusi, Biogenesis juga gagal dalam mengasumsi awal mula kehidupan
dalam zat kimia dengan regenerasi imajiner spontan. Dalam al-Qur’an, Allah
menyatakan bahwa Dia adalah Pencipta kehidupan dan kematian.
Teori Penciptaan dalam Islam mengenai peran
Pencipta sebagai Pencipta unsur kehidupan. Unsur seperti itu tidak diketahui
sampai sekarang oleh manusia. Teori Darwin tidak mampu menjelaskan mengenai
ruh. Tanpa ruh, sebuah jasad yang ada tidak akan berfungsi, tidak akan hidup.
Ruh masih menjadi misteri dalam sains dan teknologi. Hanya Allah yang tahu,
bahkan di Al-Qur’an pun dikatakan bahwa Allah lah yang memegang kunci rahasia
alam ruh. Jiwa ditiupkan ke dalam Adam dan juga ditiupkan ke dalam setiap
manusia. Hal ini menjadi rahasia Allah semata, tidak seorang pun bisa
mendefinisikannya.
tRqè=t«ó¡our Ç`tã Çyr9$# ( È@è% ßyr9$# ô`ÏB ÌøBr& În1u !$tBur OçFÏ?ré& z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# wÎ) WxÎ=s% ÇÑÎÈ
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.” (al-Isra’: 85)
Allah dalam teori Penciptaan dalam Islam tidak
hanya membuat badan kita hidup, tetapi ia juga membentuk rupa kita agar
terlihat seperti rupa manusia. Allah memiliki nama lain dalam Al-Qur’an selain
al-Khaliq (Pencipta), yaitu al-Mushawwir (Yang membentuk rupa).
uqèd ª!$# ß,Î=»yø9$# äÍ$t7ø9$# âÈhq|ÁßJø9$# ( ã&s! âä!$yJóF{$# 4Óo_ó¡ßsø9$# 4 ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( uqèdur âÍyèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇËÍÈ
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (al-Hasyr: 24)
Dari penjelasan singkat di atas dapat ditarik
sebuah konklusi bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci yang membacanya
merupakan ibadah, namun ia juga merupakan sebuah kitab yang banyak mengandung
tanda-tanda ilmiah. Hal ini semakin membuktikan bahwa Al-Quran itu benar-benar
wahyu dari Allah, bukan buatan Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar