Kamis, 16 Mei 2013

VIETNAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Vietnam (Bahasa Vietnam: Việt Nam), bernama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah timur terbentang Laut China Selatan. Dengan populasi sekitar 84 juta jiwa, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam termasuk di dalam grup ekonomi "Next Eleven"; menurut pemerintah, GDP Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006, negara dengan pertumbuhan tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir tahun 2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 8.44%.
Ibukota Vietnam adalah Hanoi (dahulu berfungsi sebagai ibukota Vietnam Utara), sedangkan kota terbesar dan terpadat adalah Ho Chi Minh City (dahulu dikenal sebagai Saigon). propinsi (dalam Bahasa Vietnam di sebut tỉnh) dan 5 kotamadya yang di kontrol langsung oleh pemerintah pusat dan memiliki level yang sama dengan propinsi (thành phố trực thuộc trung ương). Ke-59 propinsi-propinsi tersebut kemudian dibagi-bagi menjadi kotamadya propinsi (thành phố trực thuộc tỉnh, daerah perkotaan (thị xã) dan pedesaan (huyện), dan kemudian dibagi lagi menjadi kota (thị trấn) atau komune (xã). Sedangkan, 5 kota madya yang dikontrol oleh pemerintah pusat di bagi menjadi distrik (quận) dan kabupaten, dan kemudian, dibagi lagi menjadi kelurahan (phường).


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Bentuk Negara Vietnam
Vietnam adalah negara sosialis yang berpenduduk ± 80 juta jiwa dengan wilayah seluas 331.688 km2. Negara beribukota Hanoi ini terbagi dalam 59 provinsi dan lima kota setingkat provinsi. Sejumlah provinsi diklasifikasi dalam delapan wilayah, yaitu: Northwest, Northeast, Red River Delta, North Central Coast, South Central Coast, Sentral Highland, Southeast, dan Mekong River Delta. Secara geografis, Vietnam masih berada di Asia Tenggara, persisnya di kawasan Indochina, dengan batas RRC di bagian utara. Sedangkan di bagian barat Vietnam dibatasi oleh negara Laos dan Kamboja.
B.     Sejarah Negara Vietnam
Vietnam memiliki kemiripan sejarah dengan Indonesia. Vietnam dijajah oleh Perancis selama lebih dari satu setengah abad, kemudian pada tahun 1941 digantikan oleh Jepang. Vietnam merdeka pada tanggal 2 September 1945 setelah berhasil mengusir Jepang yang telah menjajahnya selama 4 tahun. Akan tetapi kemerdekaan tersebut tidak diakui oleh Perancis yang masih merasa memiliki Vietnam. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perang dengan Perancis selama delapan tahun yang berakhir dengan kekalahan Perancis pada tahun 1854. Menyerahnya Perancis tidak mengakhiri peperangan di Vietnam. Karena Vietnam terpecah menjadi dua negara. Pertama Vietnam Utara yang merdeka di bawah pimpinan Ho Chi Minh. Yang kemudian berkembang menjadi negara komunis. Yang kedua Vietnam Selatan yang cenderung kapitalis karena didukung oleh Amerika Serikat.
Perang saudara kedua negara pecah pada tahun 1969. Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat, akhirnya takluk dengan Vietnam Utara yang dibantu oleh negara-negara Timur, terutama RRC. Perang yang menewaskan ribuan rakyat kedua belah pihak dan sejumlah tentara Amerika masuk dalam istilah MIA (missing in action) ini baru berakhir pada tahun 1975, dan Amerika angkat kaki dari negara itu. Perang yang kejam ini sempat melahirkan killing field yang diangkat ke layar lebar oleh industri perfilman Hollywood. Dengan berakhirnya perang itu, maka pada tahun 1976 kedua Vietnam bersatu dalam satu bendera di bawah nama Republik Sosialis Demokrasi Vietnam, dengan lagu kebangsaan Tien Quan Cha.
Di awal berdirinya, Vietnam mengalami kesulitan ekonomi hebat hingga tahun 1990. Kesulitan ini antara lain karena adanya embargo dari Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa. Namun pada tahun 1990– sejak ditemukannya kandungan minyak bumi di perut negara itu – Vietnam menunjukkan perbaikan ekonomi secara mengejutkan. Laporan Bank Dunia mencatat, bahwa Vietnam merupakan negara yang memiliki perkembangan ekonomi tercepat kedua di dunia, dengan angka pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) per tahun antara 2000-2004 rata-rata sebesar 7%. Presiden Nguyen Minh Triet dan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung boleh berbangga, karena pada tahun 2007 ini Bank Dunia mencatat, bahwa pendapatan per kapita rakyat Vietnam mencapai US$ 3.025.

C.    Sistem Pemerintahan
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an. Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira.
D.    Sistem Politik
Hingga belum lama ini kita banyak mendengar laporan bahwa Vietnam telah maju pesat. Namun, kini negara itu sedang kesulitan ekonomi.
Kesulitan itu, antara lain, ditandai dengan semakin melemahnya mata uang dong, buruknya infrastruktur, dan model perekonomian yang dinilai sudah ketinggalan zaman.
Namun, sebagaimana China yang masih menganut sistem politik satu partai, Vietnam, yang juga masih di bawah komando Partai Komunis, mencoba menangani masalah ekonomi yang ada dengan sudut pandang partai. Setelah melalui kongres yang berlangsung secara amat rahasia, Partai Komunis Vietnam, Rabu (19/1), memutuskan untuk menunjuk kembali Perdana Menteri Nguyen Tan Dung untuk masa jabatan lima tahun kedua.
Penunjukan kembali Tan Dung, selain untuk mempertahankan pengaruh partai, juga untuk menanggulangi permasalahan ekonomi. Tentu kita dapat mempertanyakan pandangan tersebut. ”Kalau kurang berhasil, mengapa diperpanjang?” Wajar saja kalau pertanyaan semacam itu muncul karena di alam demokrasi, pemilihan kembali umumnya dikaitkan dengan keberhasilan.
Kalau seorang pemimpin dinilai kurang berhasil, rakyat pemilih tentu tidak akan memberikan kembali suaranya ke pemimpin tersebut dan akan mengalihkan suara untuk kandidat alternatif yang menjanjikan pembaruan. Namun, sekali lagi, itu kalau di negara demokratis. Ketika Vietnam belum demokratis, elite partai penguasa—dalam hal ini Partai Komunis—adalah penentu kebijakan tertinggi.
Sebagai sesama anggota ASEAN, kita menghargai apa pun pilihan sistem politik yang dianut oleh anggota lain. Untuk Vietnam pun kita juga ingin terus mengamati, bagaimana perkembangan selanjutnya.
Apakah PM Tan Dung dapat menanggulangi inflasi yang terus membubung dan pada 2010—menurut The Wall Street Journal—mencapai 11,75 persen? Pengamat, seperti David Koh dari Institute of Southeast Asian Studies, meragukan bahwa penunjukan kembali Tan Dung akan bisa melahirkan perubahan radikal di Vietnam.
Namun, kita berharap munculnya keraguan semacam itu justru akan memacu pemimpin Vietnam untuk menampilkan kinerja terbaik meski tantangan semakin kompleks. Kita yakin bahwa Vietnam juga tidak terbebas dari berbagai persoalan yang kini sedang dihadapi oleh negara-negara Asia. Selain efek krisis tahun 2008/2009 belum sirna, kini muncul juga tantangan krisis pangan yang, antara lain, dipicu oleh gangguan cuaca.
Dengan gaya dan pendekatan yang berbeda dengan sejumlah negara ASEAN lain, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura, Vietnam selama lima tahun ke depan tak diragukan akan terus jadi sorotan, bukan saja oleh anggota ASEAN lain, melainkan juga oleh pengamat dunia.
E.     Periode Presiden
Presiden Vietnam (bahasa Vietnam: Chủ tịch nước Việt Nam) adalah kepala negara Vietnam, meskipun fungsinya seringkali hanya bersifat seremonial. Presiden bertanggung jawab dalam menunjuk Perdana Menteri dan Kabinet dari antara anggota Dewan Nasional. Keputusannya didasarkan pada petunjuk-petunjuk dari Dewan sendiri. Presiden juga berfungsi sebagai panglima militer Vietnam, dan sebagai kepala Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Ia juga merupakan anggota terkemuka dari Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam.
Presiden dipilih oleh Dewan Nasional untuk masa jabatan selama lima tahun. Presiden selalu dipilih dari antara anggota Dewan sendiri.
Jabatan presiden ini diciptakan ketika Republik Sosialis Vietnam dibentuk pada 1976. Sejak saat itu Vietnam telah memiliki enam orang presiden (tidak termasuk Nguyen Huu Tho, yang hanya menjadi Penjabat Presiden). Sejak 4 Juli 1981, istilah jabatan ini diubah dari Presiden menjadi Ketua Dewan Negara, namun kemudian dikembalikan menjadi Presiden lagi sejak 22 September 1992.
Nama
Mulai menjabat
Akhir jabatan
Partai
1
Partai Komunis Vietnam
Nguyen Huu Tho (Penjabat Presiden)
Partai Komunis Vietnam
2
Partai Komunis Vietnam
3
Partai Komunis Vietnam
4
Partai Komunis Vietnam
5
Partai Komunis Vietnam
6
(Sekarang)
Partai Komunis Vietnam




F.     Sistem Ketatanegaraan
Ibukota Vietnam adalah Hanoi (dahulu berfungsi sebagai ibukota Vietnam Utara), sedangkan kota terbesar dan terpadat adalah Ho Chi Minh City (dahulu dikenal sebagai Saigon). propinsi (dalam Bahasa Vietnam di sebut tỉnh) dan 5 kotamadya yang di kontrol langsung oleh pemerintah pusat dan memiliki level yang sama dengan propinsi (thành phố trực thuộc trung ương). Ke-59 propinsi-propinsi tersebut kemudian dibagi-bagi menjadi kotamadya propinsi (thành phố trực thuộc tỉnh, daerah perkotaan (thị xã) dan pedesaan (huyện), dan kemudian dibagi lagi menjadi kota (thị trấn) atau komune (xã). Sedangkan, 5 kota madya yang dikontrol oleh pemerintah pusat di bagi menjadi distrik (quận) dan kabupaten, dan kemudian, dibagi lagi menjadi kelurahan (phường).
Sering kali, pemerintah Vietnam mengelompokkan berbagai propinsi menjadi delapan wilayah regional: Barat Laut, Timur Laut, Delta Sungai Merah, Pantai Tengah Utara, Pantai Tengah Selatan, Dataran Tinggi Tengah, Tenggara dan Delta Sungai Mekong.
G.    Sistem Parlementer
Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of Vietnam) adalah badan pembuat undang-undang pemerintah yang memegang hak legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis ini memiliki posisi yang lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota kabinet berasal dari Majelis Nasional. Mahkamah Agung Rakyat (Supreme People's Court of Vietnam) memiliki kewenangan hukum tertinggi di Vietnam, juga bertanggung jawab kepada Majelis Nasional. Di bawah Mahkamah Agung Rakyat adalah Pengadilan Kotamadya Propinsi dan Pengadilan Daerah Vietnam. Pengadilan Militer Vietnam juga cabang adjudikatif yang kuat dengan kewenangan khusus dalam hal keamanan nasional. Semua organ-organ pemerintah Vietnam secara besar dikontrol oleh Partai Komunis. Mayoritas orang-orang yang ditunjuk pemerintah adalah anggota-anggota partai. Sekretaris Jendral Partai Komunis mungkin adalah salah satu pemimpin politik terpenting di Vietnam, mengontrol organisasi nasional partai dan perjanjian-perjanjian negara, juga mengatur undang-undang.


DAFTAR PUSTAKA
http://imbalo.wordpress.com/2008/06/14/surat-dari-hanoi-vietnam-sejarah-vietnam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar